Trubus.id — Rendang menjadi kuliner paling fenomenal. Masakan ini kaya bumbu rempah seperti kunyit, jahe, lengkuas, serai, cabai, bawang putih, dan bawang merah dicampur santan.
Potongan daging sapi atau kerbau yang dimasak selama berjam-jam dengan api kecil dengan racikan bumbu tadi hingga matang, penampakannya akan sangat unik. Hal ini karena warna masakan menjadi cokelat kehitaman dan beraroma gurih. Kuliner ini dapat bertahan selama berminggu-minggu dan bisa menjadi pilihan tepat untuk bekal jika bepergian dalam waktu lama.
Gusti Asnan, Sejarawan Universitas Andalas Padang, mengatakan, rendang sudah menjadi perbekalan wajib para perantau Minang atau ketika berlayar menuju Malaka pada abad ke-16 atau sekitar 1550, seperti disebut dalam sastra Melayu klasik.
Mengutip dari laman indonesia.go.id, dalam perkembangannya, bahan dasar rendang yang berupa daging sapi atau kerbau dapat pula digantikan dengan telur, daging ayam dan itik, belut, ikan tongkol atau tenggiri, serta paru dan hati (bisa sapi, kerbau, atau ayam).
Alam takambang jadi guru, itulah filosofi masyarakat Minangkabau untuk berinteraksi dengan alam. Alhasil, tak hanya jenis di atas itu yang dapat dijadikan bahan pelengkap rendang.
Urang awak di kawasan pesisir Minangkabau rupanya memilih lokan (Polymesoda expansa) sebagai pengganti daging sapi atau kerbau. Selain mudah didapat, asupan makanan berbasis hasil kekayaan muara sungai dan laut telah menjadi keseharian mereka.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lokan didefinisikan sebagai kerang besar yang dapat dimakan dan hidup di lumpur tepi laut. Masakan berbasis kerang ini biasanya dapat ditemui pada masyarakat Minangkabau yang berdiam di kawasan pesisir.
Bentuk cangkang lokan ini sepintas lebih mirip rumah siput. Rasa rendang lokan cukup unik, karena rasa gurih rempah dan pedasnya lado atau cabai pada bumbu bergelut kuat dengan manis alami si lokan. Tak perlu takut akan bau amis karena bumbu rempah rendang mampu meredamnya.
Asal tahu saja, masakan berbahan lokan ini lebih sehat dari rendang daging. Sebab, lokan atau kerang merupakan sumber protein hewani yang lengkap. Ia mengandung semua jenis asam amino esensial yang dibutuhkan untuk membantu metabolisme tubuh.
Asam amino esensial tidak dapat diproduksi oleh tubuh kita sehingga mutlak harus berasal dari makanan. Kadar proteinnya menakjubkan dan mampu terserap oleh tubuh hingga 95 persen. Ia juga kaya kandungan mineral dan vitamin B12. Satu lagi, kerang juga rendah lemak tidak seperti rendang daging sapi.
Salah satu tempat untuk menikmati rendang lokan ada di Desa Wisata Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman. Menurut Wali Nagari Ade Candra Saputra, sejak ratusan tahun silam masyarakat setempat sudah mengonsumsi rendang jenis ini. Untuk seporsi rendang lokan, kita bisa membelinya seharga Rp75.000.
Tak semua kedai makan di Nagari Ulakan menyediakan masakan jenis ini setiap hari. Umumnya, kuliner ini hanya disajikan ketika ada acara-acara adat atau Lebaran ataupun dimasak jika ada pesanan dari kerabat mereka di kota lain.
Akibatnya, rendang lokan pun terbilang langka. Ditambah lagi, tidak semua masyarakat Sumbar mengenal rendang jenis ini.
“Supaya makin dikenal, kuliner ini turut kami sajikan kepada para pengunjung di kedai makan wilayah ekowisata dan edukasi Green Talao Park,” kata Ade.
Green Talao Park adalah objek wisata petualangan dan bahari unggulan Sumbar di Nagari Ulakan. Upaya itu diakuinya mendapat respons positif. Apalagi, porsinya diperkecil agar rendang dapat dinikmati dengan harga lebih terjangkau dan tak sedikit yang membawanya pulang sebagai oleh-oleh.
Agar makin menarik, cangkang kerang pun kini sudah tidak disertakan lagi dalam masakan rendang lokan. Dengan begitu, konsumen tak perlu kerepotan saat akan menyantapnya dan tampilan masakan pun semakin bermutu.
Kuliner ini akan makin nikmat jika disantap bersama nasi hangat dan ditemani jus buah nipah (Nypa fruticans), minuman sejuk khas Nagari Ulakan.