Saturday, October 5, 2024

Mengolah Kulit Singkong dan Tape Apkir sebagai Pakan Ternak

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Limbah kulit singkong dan tape apkir yang selama ini disia-siakan ternyata bisa diolah menjadi pakan ternak. Pakan ternak ini bisa menjadi alternatif pakan dengan keunggulan mudah dicerna oleh ternak.

Selain bermanfaat untuk ternak, dengan inovasi itu mampu mengurangi limbah kulit singkong. Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik secara kuantitas, limbah kulit singkong menjadi limbah pertanian ketiga terbesar di Indonesia setelah limbah padi dan jagung.

Adalah Himmatul Khasanah, dosen Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Jember kampus Bondowoso, yang menemukan manfaat limbah kulit singkong dan tape apkir untuk pakan ternak.

Menurut Himma, pengolahan limbah kulit singkong berpotensi memberikan tambahan penghasilan bagi pengusaha tape dan mendukung Bondowoso sebagai kabupaten penghasil ternak utama di Jawa Timur.

Himma tidak menyarankan pemberian kulit singkong dan tape apkir tanpa diolah. Proses pengolahan terlebih dahulu sangat penting dilakukan. Pasalnya, dalam kulit singkong mengandung asam sianida yang dapat memabukkan dan berbahaya bagi ternak jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Oleh karena itu, perlu pengolahan lanjut untuk meningkatkan nutrisi yang ada dalam kulit singkong. Caranya, dengan menggunakan aplikasi teknologi fermentasi dengan starter mikroorganisme yang membantu perombakan struktur bahan pakan dan nilai nutrisinya.

Mikroorganisme yang digunakan dalam proses fermentasi berasal dari tape apkir yang merupakan hasil samping industri tape. Mikroorganisme jenis ini dalam dunia pakan ternak disebut sebagai Mikroorganisme Lokal (MOL).

Contoh mikroorganisme berupa bakteri yang terlibat dalam pembuatan tape adalah bakteri jenis Bacillus yang mampu menghasilkan amilase yang melakukan tugas fermentasi amilum di tape menjadi gula atau glukosa.

Merujuk pada beberapa penelitian, dalam air rebusan tape ditemukan bakteri seperti Lactobacillus fermentum, Klebsiella pneumonia, Psedomonas sp, Proteus mirabilis, Bacillus subtilis, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus, Lactobacillis sp, Pseudomonas aeruginosa.

“Mikroorganisme Lokal (MOL) ini yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, termasuk dapat meningkatkan kualitas bahan pakan melalui fermentasi,” kata Himma dikutip dari laman Universitas Jember.

Himma menjelaskan secara garis besar pembuatan pakan ternak dari limbah kulit singkong. Berawal dari pembuatan bahan fermentasi dari tape apkir. Bahannya berupa 2 kilogram tape apkir, dedak, molases, dan air.

Semua bahan itu kemudian dicampur rata dan dimasukkan ke botol atau wadah tertutup untuk disimpan selama 7 hari. Selanjutnya, siapkan limbah kulit singkong yang sudah dipotong kecil seukuran 2 centimeter bersama jerami padi secukupnya.

Komposisinya adalah 30 persen kulit singkong dicampur 70 persen jerami. Campur semua bahan tadi dengan bahan fermentasi dari tape apkir dan simpan dalam tempat tertutup selama 21 hari. Setelah itu, pakan ternak alternatif dari limbah kulit singkong sudah bisa diberikan pada ternak.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Potensi Keong Darat dan Upaya Budi daya Berkelanjutan

Trubus.id—Keong darat berpotensi sebagai sumber daya untuk produk kosmetik. Menangkap peluang itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img