Trubus.id— Menteng mempunyai beragam manfaat untuk kehidupan sehari-hari. Di setiap daerah memiliki cara masing-masing dalam pemanfaatan menteng.
Peneliti di Kelompok Riset Konservasi Tumbuhan Berpotensi Pangan, Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Dr. Reni Lestari, mengatakan masyarakat Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, memanfaatkan daging buah menteng atau tampoi menjadi tuak manis pelengkap perayaan desa.
Mereka mengambil daging buah menteng atau tampoi manis (Baccaurea edulis) dan membuang kulitnya. Lalu, menaburkan ragi tapai dan menyimpan daging buah dalam wadah yang tertutup rapat.
Beberapa hari kemudian daging buah tampoi manis terfermentasi dan berair. Lalu masyarakat Dayak menyaring daging buah terfermentasi untuk memisahkan cairan dan ampas. Tidak hanya tampoi manis yang bisa dijadikan minuman. Minuman olahan menteng yang juga tersohor di Kalimantan Barat yakni serbat belimbing darah.
Anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) memanfaatkan kulit belimbing darah (Baccaurea angulata) sebagai salah satu bahan pembuatan serbat. Bahan lain untuk campuran minuman itu yakni kelapa muda, selasih, secang, serta gula pasir atau gula aren. Serbat buah kerabat menteng itu manis menyegarkan.
Pemanfaatan lain menteng oleh masyarakat Dayak yaitu sebagai bumbu masak ikan. Jenis menteng yang dimanfaatkan yakni kulit rambai (Baccaurea motleyana). Gunanya memberikan rasa masam segar dan menghilangkan amis pada ikan.
Masyarakat di Bogor, Jawa Barat, pun menggunakan menteng sebagai bumbu masak. Mereka memanfaatkan daging buah menteng besar (Baccaurea dulcis) sebagai alternatif bumbu masak sayur asam.
Sejatinya masyarakat lebih mengenal jenis-jenis menteng untuk dimakan buahnya. Beberapa buah jenis menteng di Indonesia yang bisa dikonsumsi segar yaitu tampoi manis/kuning (Baccaurea edulis), tampoi bunga (Baccaurea reticulata), dan kapul atau tampoi putih/bulan (Baccaurea macrocarpa).
Ketiga jenis menteng itu bercita rasa manis. Adapun menteng bercita rasa masam-manis yakni kepundung (Baccaurea racemosa), rambai (Baccaurea motleyana), tampui burung (Baccaurea multiflora), dan menteng besar (Baccaurea dulcis).
Lempaung (Baccaurea lenceoata), pangal (Baccaurea gasipaes), dan setambun (Baccaurea parviflora) contoh jenis menteng bercita rasa masam. Sementara rambai bukit (Baccaurea brevipes) bercita rasa hambar.
Pemanfaatan yang sangat penting dari tanaman jenis menteng-mentengan yaitu sebagai tumbuhan obat. Bagian tumbuhan untuk pengobatan tradisional adalah buah, daun, batang, dan kulit batang.
Beberapa penyakit yang umumnya diobati dengan memanfaatkan jenis tumbuhan itu antara lain sembelit, pembengkakan mata, radang sendi, dan sakit perut. Pohon jenis menteng-mentengan juga bisa digunakan sebagai tanaman peneduh karena bertajuk rindang.
Faedah lainnya kebanyakan jenis menteng-mentengan menghasilkan kayu yang istimewa. Produk kayu itu untuk material membangun rumah, perkakas rumah tangga, dan membuat perahu.
Adapun kulit batang dari beberapa jenis menteng-mentengan yang dicampur bahan-bahan lain menjadi pewarna alami (kuning, merah, dan lembayung/ungu pucat) untuk kain.