Trubus.id — Para pehobi yang tinggal di hunian terbatas tetap dapat menyalurkan hobi memelihara anggrek. Hobi memelihara anggrek mini sangat sesuai bagi yang tinggal di perkotaan dengan area pekarangan yang sangat terbatas serta ritme kesibukan masyarakatnya yang sangat tinggi.
Lihat saja Sandy Jacop, S.T. yang mengoleksi sekitar 1.000 anggrek di lahan 7 m × 15 m. Pehobi di di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, itu menuturkan, Orchid wall— papan berukuran 1 m2 berisi anggrek—memuat 100 anggrek mini. Salah satu koleksinya Taeniophyllum halmaheranum bentangan akar hanya 20 cm.
Bunga Taeniophyllum halmaheranum berwarna putih transparan berukuran 5 mm. Di bagian labelum terdapat dua bintik merah muda. Sekali berbunga 4 kuntum. Frekuensi berbunga 3 kali setiap bulan yang mekar bergantian. Ketika itulah penampilan tanaman amat elok.
Anggrek itu tak berdaun. Fotosintesisnya berlangsung di akar. Masyarakat menjuluki anggrek hantu karena seperti tanaman yang mati tanpa daun.
Anggrek mini itu tumbuh di dataran rendah seperti Bekasi, Jawa Barat, atau berketinggian 60 meter di atas permukaan laut (m dpl). Menurut Sandy, T.halmaheranum resisten pada media kering atau kelembapan 40–50%. Sandy mendapatkannya dari seorang rekan di Kepulauan Maluku pada 2021.
Anggrek mini lain Sophronitis cernua. Batang tanaman hanya sekitar 15 cm. Sepal dan petal bunga berwarna merah sedikit jingga, kepala sari atau anter putih berbintik kecokelatan. Diameter bunga 1–2 cm. Sekali mekar bisa 5–6 kuntum dan tahan hingga setengah bulan. Tanaman mampu tumbuh di area berkelembapan 35%. Itulah sebabnya anggrek mini itu berdaun keras dan tebal.
Menurut Frankie Handoyo, ahli anggrek di Jakarta, lazimnya anggrek seperti Phalaenopsis gigantea memiliki daun 50–80 cm. Selanjutnya, hadir anggrek genus sama berukuran sekitar 5 cm seperti Phalaenopsis lowii sehingga termasuk mini. Jadi, mini itu mengacu pada ukuran rata-rata dari setiap genus.
Anggrek mini lain Cadetia sp. berdaun tebal dan keras, mampu tumbuh di pohon dan batu. Bagian sisi daun terkadang bersalin menjadi ungu. Beberapa jenis anggrek mempunyai pigmen antosianin yang biasanya ada pada daun baru.
Bunga Cadetia sp. asal Maluku berdiameter 0,5 cm, putih transparan, dan petal melengkung seperti kepala siput. Di bagian tengah berwarna merah muda. Ada juga Schoenorchis scolopendria, merambat dengan panjang batang hanya 20–30 cm. S. scholopendria berasal dari Asia Tenggara. Penyebarannya mulai dari Myanmar dan Vietnam. Daun merambat dan berbatang monopodial.