Trubus.id-Lazimnya tanaman sukulen itu menghendaki tempat beriklim kering dan bersuhu tinggi. Namun, koleksi sukulen di taman milik Aldy berbeda. tanaman tetap tumbuh subur dan indah meskipun berada di ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut. Bahkan taman sukulen milik Aldy bukan berada di luar ruangan.
Ia membangun taman sukulen di dalam rumah taman alias greenhouse. Di dalam taman sukulen yang berlokasi di Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, itu mencuri perhatian. Aldy menanam agave, haworthia, kaktus, sansevieria, pachypodium, dan encephalartos.
Lokasi tempat tinggal Aldy di Lembang seringkali hujan dan berkabut. Meski ada dalam iklim seperti itu tanaman di taman kering milik Aldy tetap terlihat sehat. Semua tanaman terawat dengan sempurna. Daun tampak kokoh dan berwarna cerah. Nyaris tak terlihat busuk menyerang tanaman itu.
Aldy memilih tanaman kaktus dan sukulen lantaran memiliki daya hidup tinggi. Menurut Aldy untuk merawat tanaman di taman kering kuncinya yakni pada aerasi yang baik. Apalagi taman milik Aldy berada di dalam greenhouse. Untuk menjaga aerasi yang baik salah satu kuncinya dengan memilih media tanam yang tepat untuk tanaman di taman kering.
Tanaman khas taman kering enggan hidup di media tanam lembap. “Penggunaan media yang kurang tepat memicu cendawan penyebab busuk akar dan batang,” kata pemilik nurseri Istana Bunga Kaktus itu. Aldy menggunakan campuran media tanam berupa sekam bakar, pasir malang, dan pupuk kandang.
Pemupukan
Perbandingan yang digunakan masing-masing 2:2:1. Aldy rutin mengganti media tanam sekai setahun. Agar tanaman tetap tumbuh subur ia memberikan larutan vitamin B1. Aldy melarutkan 17 ml pupuk yang mengandung vitamin B1 ke dalam 51 liter air.
Larutan itu cukup untuk seluruh tanaman yang ada di taman kering milik Aldy. Frekuensi pemupukan sekali sebulan. Aldy juga rutin menyiram tanaman sekali sepekan. Biasanya ia menyiram tanaman saat pagi. Untuk mengatasi hama, Aldy rutin menyemprotkan insektisida berbahan aktif sipermethrin.
Konsentrasi yang diberikan sebanyak 2 ml per liter air. Taman kering milik Aldy itu berbentuk memanjang menyesuaikan sketsa lahan. Taman memanjang dengan ukuran 10 m dan lebar taman hanya 1,5 m. Di dalam taman kering itu Aldy menanam kaktus golden barrel (Echinocactus grusonii), sansevieria hibrida, sansevieria dragon compacta, Agave titanota, agave victoria, dan Haworthia fasciata.
Ukuran tanaman relatif besar seperti kaktus golden barrel yang berdiameter hampir 40 cm. Aldy menggunakan lempeng bebatuan alam untuk sekat taman. Ia menyusun lempeng bebatuan alam di sisi kanan dan kiri taman. Tinggi susunan batu 0,8 m di atas permukaan lantai rumah tanam. Pemilik taman lazimnya menanam tanaman langsung di tanah.
Alih-alih membuat lubang tanam langsung di tanah, Aldy justru menimbun dahulu area tanam dengan bebatuan dan media tanam. Batu menjadi pilihan lantaran memudahkan aerasi. Dengan cara itu ia bisa menikmati keindahan tanaman tanpa harus menunduk. Tanaman khas iklim gurun itu memiliki detail bentuk yang unik.
“Cocok dinikmati dengan jarak pandang yang dekat,” ujar Aldy. Yang tak kalah istimewa yakni harga tanaman penghuni taman kering milik Aldy itu mencapai ratusan juta rupiah. Sebagai contoh harga satu tanaman Encephalartos horridus itu saja mencapai Rp15 juta. Total jenderal untuk mendatangkan semua tanaman itu Aldy mengeluarkan uang Rp100 juta.
Peliput : Intan Dwi Novitasari