Dengan santai Amchi Giatso memacu kudanya menyusuri jalan setapak yang berbatasan dengan tebing batu dan sungai kering. Di belakangnya, kuda yang ditunggangi Christ dan Xand berderap mengikuti. Tak lama berselang, Amchi Giatso menghentikan kudanya di tengah padang luas nan gersang. Dengan cangkul yang dibawa, ia menggali tanah dan mengorek keluar beberapa umbi. “Ini untuk obat, dicampur dengan bahan-bahan lain,” ujar Amchi Giatso pada Christ dan Xand.
Dalam film dokumenter berjudul Medicine Men Go Wild itu Amchi–sebutan dokter untuk ahli pengobatan di Tibet–menunjukkan, di Tibet obat diambil dari alam semesta, diracik, dan diberikan pada pasien sesuai penyakitnya. Christ dan Xand adalah dua dokter asal Inggris yang berkeliling dunia mencari pengetahuan tentang pengobatan alami yang terserak di tempat-tempat terpencil.
Pembaca yang terhormat, alam memang murah hati. Ia bagaikan apotek hidup yang menyediakan aneka penangkal beragam penyakit. Di Tibet Amchi Giatso bisa mencangkul tanah untuk memperoleh obat. Di Indonesia, ada manggis Garcinia mangostana yang dipakai untuk memuluskan kulit; kerabatnya asam gelugur Garcinia atroviridis berkhasiat sebagai pelangsing. Kemiri Aleurites moluccana juga menunggu dipetik oleh mereka yang membutuhkan obat berefek afrodisiak. Atau, petik daun barucina Artemisia vulgaris daun keringnya bersama beberapa herbal lain. Saring dan minum airnya sebagai penyubur rahim.
Manggis, kemiri, asam gelugur, dan barucina kami angkat sebagai topik utama edisi ini lantaran khasiatnya yang luar biasa: menghaluskan kulit, afrodisiak, pelangsing, dan menyuburkan rahim. Mereka obat tradisional sederhana yang mudah diperoleh, tetapi bermanfaat luar biasa, menjadi salah satu pilihan jalan keluar bagi para penderita efek negatif gaya hidup modern. Sebagaimana biasa, paparan disajikan dengan menyertakan bukti medis, riset ilmiah, dan testimoni dan komentar para herbalis serta dokter.
Selamat membaca!
Salam,
Onny Untung