Friday, June 13, 2025

Meteor di Puncak Prestasi

Rekomendasi

Sejak dikerek pada 08.30 suara “ajaib” perkutut milik Andrianto Lembono asal Surabaya itu terus berkumandang. Anak VP Dragon dan WAT Darussalam itu bak anak panah melesat meninggalkan 100 rivalnya, termasuk New Altis andalan Alay dari Jakarta. Dengan menyabet juara I di konkurs Cinta Satwa itu ia dipastikan merebut gelar prestisius sebagai perkutut terbaik 2003.

Konkurs akbar berskala nasional di itu menjadi bukti keandalan Meteor. Sebelum pertandingan dimulai beberapa peserta yang hadir di sana sudah berani memprediksi perkutut ring WAT itu bakal juara. “Kondisi fisiknya sangat prima. Cuaca pun mendukung burung bekerja maksimal,” ucap salah satu peserta dari Jakarta.

Bertanding di kelas dewasa senior, perkutut di gantangan 68 itu mendominasi jalannya lomba. Di babak pertama ia sudah mendapat bendera 4 warna dengan nilai 431/3. Di babak ke-2 kondisinya tetap stabil. Saingannya, New Altis menempel ketat. Namun, memasuki babak ke-3 ternakan Sari Guna Bird Farm itu tak mampu menandingi keperkasaan Meteor.

Saingan datang dari perkutut di gantangan 73. Itulah Dewa Kembar milik H Sadili yang sejak awal tidak diprediksi bakal juara. Nyatanya, perkutut ring BBC mampu menyaingi burung ternakan Wayang Bird Farm itu. Pantas, bila juri menobatkannya sebagai juara ke-2.

New Altis yang diunggulkan melorot di urutan ke-6. Meski kalah perkutut milik Alay itu mengukuhkan diri sebagai peringkat ke-2 perkutut terbaik Indonesia 2003. Umi Kalsumnya Biyan harus puas di urutan ke-3, disusul Warrior 71 andalan Zainuri Hasyim.

Bersaing ketat

Hajat korda Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (PPPSI) Tangerang itu sangat bergengsi. Dengan poin 50, konkurs dihadiri burung-burung kelas kakap dari Pamekasan, Surabaya, Denpasar, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Jakarta, dan Balikpapan. Tak ayal, persaingan ketat memperebutkantahta juara terjadi di setiap kelas.

Di kelas dewasa yunior, Sadewa milik Budi Dharma dari Denpasar, Bali, harus bersaing ketat dengan Surya Signature andalan TH Haryono asal Pamekasan, Madura. Sayang, dewi fortuna tidak berpihak pada perkutut ring Royal itu. Ia tak kuasa membendung perlawanan Surya Signature. Kemenangan itu membuat Surya Signature unggul dalam perolehan poin. Kini, ia menempati peringkat I perkutut terbaik Indonesia yang sebelumnya diduduki Sadewa.

Di luar dugaan David Beckham milik Adrian dan Boby asal Pamulang, Jakarta Selatan, tampil memukau. Perkutut ring Inter itu berhasil menyodok di urutan ke-2. Ia mendepak Kiwir-Kiwir milik Gunawan asal Bekasi yang puas di peringkat ke-4.

Nasib kurang bagus dialami Lokananta yang menempati gantangan 160. Perkutut andalan Zona Bird Farm itu tak mampu mengukir prestasi. “Suaranya memang agak serak lantaran baru ‘dicabut’ dari kandang ternak.Ketimbang dipotong poinnya ia diikutkan lomba’”kata Maman Setyabudi, perawat kandang”.

Juara favorit

Lomba yang dibuka Mayjen TNI Drs H. Rudjianto, ketua umum PPPSI itu juga menobatkan perkutut favorit. “Yang dinilai keindahan suara ujar Ir H Nadim Ibrahim, ketua II bidang lomba PPPSI”. Penilaiannya diserahkan pada 4 juri di kelas tersebut. Dengan begitu tak melulu perkutut top yang bisa meraih juara. Burung kurang gacor asal bagus suaranya pun berpeluang meraih predikat itu.

Di kelas dewasa senior terpilih Sultan andalan Sugiarto Candra asal Surabaya. Meski tidak masuk nominasi 10 besar, perkutut ternakan Hibrida F1 Bird Farm itu layak mendapat penghargaan. “Meski kurang kerja, tapi begitu bersuara sangat indah,” kata Jimmy, salah satu juri.

Sementara Maharaja milik Budi Dharma yang hanya menempati urutan ke-5 di kelas dewasa yunior dinobatkan sebagai perkutut favorit. Penghargaan itu mengobati kekecewaan lantaran Sadewa miliknya yang diprediksi juara gagal mengukir prestasi.

Aturan baru

Konkurs yang berlangsung pada awal Desember itu menerapkan aturan main baru. Perlombaan dibagi 5 kelas, dewasa senior, dewasa yunior, piyik senior, piyik yunior, dan bulu cokelat. Setiap kelas terbagi dalam 4 blok A, B, C, dan D. Masing-masing dihuni 25 perkutut; sebelumnya, 42 perkutut.

Setiap blok dinilai 1 juri dibantu 1 asisten. “Aturan lomba ini baru diujicoba. Dengan cara itu juri lebih akurat memilih perkutut terbaik,” papar Nadim. Agar kerja juri lebih bagus, setiap kelas diawasi seorang juri senior yang berpengalaman. Hasilnya, hingga babak ke-4 berakhir pada 11.30 peserta tak banyak yang meneriakkan jagoannya. Mereka cenderung menghabiskan waktu untuk ngobrol di luar ring. Semua percaya pada kinerja juri. (Nyuwan SB)

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tuna Kaleng dari Bitung Tembus Pasar Amerika dan Belanda

Trubus.id - Komitmen mendorong ekspor produk perikanan terus diperkuat. Bea Cukai Bitung mengawal pelepasan ekspor perdana tuna kaleng milik...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img