Trubus.id— Tanaman nampu (Homalomena aromatica) menjadi bahan baku baru minyak asiri yang potensial untuk dikembangkan. Tanaman bergenus Homalomena itu terdiri atas 500 spesies. Nampu yang disuling berasal dari tanaman berdaun bulat dan berbatang merah.
Nampu yang tumbuh di hutan ada juga yang berdaun memanjang dan membulat, tetapi batang berwarna hijau. Setelah disuling karakter minyak kedua tanaman itu berbeda. Kadar linalool tanaman berbatang hijau lebih rendah ketimbang berdaun bulat dan berbatang merah. Aroma juga berbeda.
Nampu Homalomena sp. tersebar di berbagai tempat di Indonesia. Nampu merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di pegunungan, pinggiran sungai, tepi danau, atau dapat juga ditanam sebagai tanaman hias.
Tumbuhan itu merupakan tanaman terna yang memiliki masa hidup lama dengan tinggi 50—100 cm. Tumbuhan anggota famili Araceae itu juga memiliki bentuk batang bulat dan tidak berkayu serta memiliki rimpang yang memanjang.
Nampu berdaun tunggal dengan tangkai sepanjang 50—60 cm berbentuk bulat dan berdaging, permukaan daun licin, dan memiliki pertulangan menyirip. Panjang daun nampu 70—90 cm dengan lebar daun 20—35 cm dan berwarna hijau tua.
Penyulingan
Untuk mengolah tanaman nampu menjadi minyak asiri ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Anda bisa memotong rimpang nyampu—sebutan nampu dalam bahasa Jawa—berukuran 3—5 cm dan menjemurnya hingga benar-benar kering. Jika sinar matahari terik, penjemuran selama sepekan.
Saat mendung dan sering hujan, perlu 3 pekan untuk penjemuran. Kemudian giling rimpang nampu hingga berbentuk serbuk. Lalu Anda bisa menyuling serbuk nampu itu menggunakan alat penyuling. Penyulingan berlangsung 3—4 jam.
Indikator kualitas minyak nampu yaitu kadar linalool. Makin tinggi kadar linalool, makin bagus kualitas. Minyak sugandh mantri—sebutan minyak nampu dalam bahasa India—itulah yang bernilai ekonomi tinggi.
Pada Desember 2022, minyak nampu diekspor ke India dan Vietnam seharga US$200—US$250 per kg setara Rp3 juta—Rp3,75 juta (kurs US$1=Rp15.000).