Tuesday, March 4, 2025

Muhammad Khalid Sukses Berbisnis Herbal Khas Kalimantan

Rekomendasi

Trubus.id — Muhammad Khalid sukses berbisnis herbal khas Kalimantan. Pria asal Kecamatan Murungpudak, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, itu meraup omzet Rp15 juta–Rp50 juta setiap bulan.

Dengan penghasilan sebanyak itu, pantas bila Khalid mengundurkan diri dari pekerjaannya di perusahaan ternama di Kalimantan Selatan. Ia memulai usaha herbal dengan menjual daun kratom Mitragyna speciosa pada 2019.

Kebetulan, tanaman anggota famili Rubiaceae itu banyak tumbuh di sana. Sejak dahulu masyarakat memanfaatkan tanaman itu sebagai obat tradisional. Sayang, lantaran efeknya seperti psikotropika, kini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang peredaran daun kratom.

Ia pun berhenti berbisnis daun kratom. Khalid lalu beralih menjual akar bajakah. “Saat itu ramai di masyarakat tentang khasiat akar bajakah,” kata pria berumur 33 tahun itu.

Untuk mendapatkan khasiat bajakah, konsumen merebus irisan akar bajakah kering, lalu minum air rebusannya setelah dingin.

Dari berbagai penelitian diketahui, akar bajakah mengandung senyawa fenolat yang memiliki antioksidan kuat. Selain menangkal efek radikal bebas, antioksidan mengurangi risiko terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, kerusakan hati, penyakit kardiovaskuler, dan kanker.

Akar bajakah juga mengandung senyawa flavonoid, saponin, tanin, dan polifenol. Kebetulan herbal itu juga melimpah di sekitar kediaman Khalid. Spatholobus littoralis itu mudah dijumpai di Kalimantan karena hutan masih terjaga.

Ada 3 jenis bajakah, yakni kalalawit, tampala, dan kuning. Khasiat kalalawit dan tampala mirip. “Sementara khasiat akar bajakah kuning untuk penyakit hati atau liver,” ujar pria kelahiran 19 Juli 1989 itu.

Khalid mengiris akar bajakah dan menjemurnya hingga kering. Setelah itu, ia mengemasnya dengan kantong plastik. Setiap kemasan berisi sekitar 200 gram. “Ketika itu saya mengeluarkan modal Rp200.000–Rp300.000,” kata ketua Forum Komunikasi Pemuda Kabupaten Tabalong itu.

Khalid lalu membagikan produk itu kepada rekan-rekan di kantor untuk promosi. Saat itu ia mempromosikan akar bajakah sebagai herbal untuk menjaga kesehatan. Tujuannya, agar yang sehat juga bisa mengonsumsi herbal itu.

Tak disangka, banyak rekan yang merasakan khasiat akar bajakah produksi Khalid. Aneka keluhan seperti asam urat, darah tinggi, dan kolesterol, membaik setelah mengonsumsi air rebusan akar bajakah.

Mereka akhirnya bersedia membeli dengan harga Rp50.000 per kemasan. Modal Rp200.000 pun langsung kembali dan mendapat keuntungan. Laba itu langsung ia putar lagi untuk menambah produksi.

Khalid juga terus berinovasi, ia mulai mengolah akar bajakah dalam bentuk serbuk dan menamai produknya dengan merek Herbal Borneo. Dengan inovasi itu, ia berhasil ekspor ke Malaysia.

Sejak itu, ia pun mencari pasokan bahan baku dari para ahli di bidang herbal khas Kalimantan. Lama-kelamaan bisnis herbal Khalid makin berkembang. Ia pun memilih mengundurkan dari perusahaan. “Saya memilih usaha herbal karena lebih menjanjikan,” tutur Khalid.

Ia mengganti merek Herbal Borneo menjadi Herbo pada 2020 karena banyak yang meniru merek Herbal Borneo. Ia juga berinovasi membuat kopi yang dicampur ekstrak bajakah. Hingga kini ia memproduksi sekitar 30 jenis varian produk herbal. Dalam sebulan ia memproduksi 6.000 kemasan.

Ia memasarkan produknya melalui para pengecer yang tersebar di berbagai kota seperti Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, Padang (Sumatra Barat), Surabaya (Jawa Timur), dan Makassar (Sulawesi Selatan).

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tip agar Tidak Mudah Lemas Saat Puasa

Trubus.id–Perbanyak konsumsi sayuran, buah, dan herbal sesuai fungsi dan dosis yang dianjurkan membuat badan bugar dan tidak mudah lemas...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img