Panen sesungguhnya ternyata berlangsung di kediaman Dikno Kuntoro di Desa Dawung, Kecamatan Berbah, Sleman, dalam suasana menyenangkan. Dikno yang terjerat kasus pidana ringan sehingga dikenai wajib lapor itu terlihat bak peternak profesional. Air di kolam terpal berukuran 3,5 m x 6 m disedot habis dengan genset. Berikutnya ia mulai menjala lele silangan sangkuriang dan paiton itu. Siang itu di akhir Februari 2009, Dikno memanen 2 kuintal lele.
Menurut Subagya Bc.IP, kepala Bapas kelas I Yogyakarta, program beternak lele yang melibatkan narapidana itu sudah berlangsung sejak setahun lalu. Program ini mendorong para napi bisa mandiri dan mempunyai penghasilan sendiri, ujar alumnus Akademi Ilmu Pemasyarakatan di Jakarta itu. Intinya agar narapidana tidak merasa dianggap sebagai sampah masyarakat.
Tidak semua narapidana di lembaga pemasyarakatan di Yogyakarta bisa ikut program ini. Mereka umumnya dipilih dari kelompok narapidana CMB (cuti menjelang bebas), PB (pembebasan bersyarat), PIB (pidana bersyarat), dan CB (cuti bersyarat). Pihak Bapas sendiri kemudian menyeleksi mereka lewat psikotes dan tes kejujuran. Biaya program ini pada tahap pertama disalurkan untuk 20 orang yang lolos seleksi, tutur Subagya. Nah, narapidana yang lolos mendapatkan bantuan pakan, bibit lele, terpal, dan prasarana lain, total jenderal nilainya Rp500.000-Rp800.000. (Dian Adijaya S)