Mesin 4 sepeda motor menyala dan mulai melaju melewati jalanan yang kadang berbatu, berpasir, dan berlumpur. Perjalanan kian berat karena rute yang dituju menanjak dan berliku. Saat itulah perburuan kantong semar di Tanah Borneo dimulai.
Cuaca Long Bawan tanpa hujan memang kami harapkan. Maklum, perburuan kantong semar hanya diagendakan sehari. Padahal, kawasan itu sangat terpencil dan hanya dapat ditempuh dengan pesawat perintis. “Jadwal pesawat dari Nunukan hanya sekali sehari. Ia langsung balik lagi,” kata Henry Simson, hobiis nepenthes sekaligus kepala perwakilan Dirgantara Air Service (DAS), Bandara Yuvai Semaring. Letak Long Bawan sekitar 350 km dari Nunukan, Kalimantan Timur ke arah barat atau 50 menit terbang dengan pesawat perintis berkapasitas 20 orang.
Setelah melaju sejauh 4 km ke Long Midang, sebuah jalur terkenal untuk menembus perbatasan Malaysia, tiba-tiba Henry menghentikan sepeda motornya. “Saya yakin di sini banyak kantong semar. Dulu saat berburu anggrek saya sering melihatnya di tempat ini,” katanya sambil menunjuk jalanan tanah merah yang di atasnya berlapis pasir kuarsa.
Kami berlima segera mengikuti Henry memasuki semak belukar di tepi jalan. Baru saja 20 meter melangkah, ratusan kantong beragam corak menyambut kami. Ukurannya juga bermacam-macam, mulai dari seukuran spidol white board hingga sebesar pisang ambon. Mereka seolah berlomba untuk menangkap serangga yang mendekat ke bibir kantong. Setelah puas menyusuri tepi hutan, perburuan dilanjutkan ke Pa Malim, sekitar 2 km ke arah timur. Di sana banyak ditemukan nepenthes berkantong besar.
Tanah berpasir
Trubus segera teringat kata-kata M Apriza Suska, pemburu nepenthes asal Bogor. Dia pernah mengatakan, umumnya periuk monyet tumbuh di atas tanah berpasir. Kantong Semar juga banyak ditemukan di pertemuan 2—3 kaki bukit di dataran menengah dan dataran tinggi. Maklum, di kawasan itu banyak endapan pasir yang berasal dari hulu.
Yang menarik, k a w a s a n y a n g disebut Pa Api (pa artinya sungai, red) itu ternyata sebuah hutan sekunder. Nun, di awal 90-an hutan primer di sana dilanda kebakaran hebat. Makanya H Heru Wihartopo, staf Dinas Pertanian Kabupaten Nunukan, menduga nepenthes tergolong tanaman perintis. Habitat asli wilayah itu didominasi oleh keluarga pakis-pakisan dan ilalang. Sesekali kami juga melihat tanaman yang mirip keluarga bakau di dataran rendah yang habis terbakar.
Hutan sekunder mirip Pa Api tersebar di seluruh Kalimantan. Di Kalimantan Barat, misalnya, nepenthes banyak dijumpai di kawasan Sungai Kapuas. Jenis kantong semar yang tumbuh di sana sama dengan yang ditemui di Kalimantan Timur. (Destika Cahyana dan Rosy Nur Apriyanti)