Monday, September 9, 2024

Olimpiade Kenari 2006 : Cahaya Terangi Kursi Jawara

Rekomendasi
- Advertisement -

Pantas jika Cahaya menjadi yang terbaik di Pendopo Ndalem Suryawijayan, tempat lomba itu berlangsung. Berkat latihan itu Cahaya memiliki penampilan aduhai. Bulu kuning emas menawan dan suara mengalun merdu yang penuh variasi tanpa terputus-putus. Pesaing yang mencapai 104 ekor tak sanggup menandingi kehebatan Cahaya.

?Mental bagus dan volume suaranya nyaring,? ujar Dr drh Edi Boedi Santoso, ketua tim juri. Wajar bila kenari umur 8 bulan itu terus gacor meski dilihat ratusan penonton. Saingan terberat sang kampiun, hanya datang dari Ken Samrock 3. Kenari berumur 14 bulan itu bahkan mengalahkan Cahaya dengan meraih nilai tertinggi pada babak penyisihan. Kenari kesayangan Bagiya Rahmadi asal Kota Gudeg itu mengantongi nilai 34,78 dan menjadi yang terbaik di babak penyisihan.

Cahaya memang menerapkan strategi jitu. Gacoan Handoyo itu tak terlalu ngotot di babak penyisihan. Terbukti ia hanya menduduki peringkat ke-5. Peringkat itu cukup untuk mengantarkan Cahaya melaju ke babak fi nal yang diikuti 10 peserta terbaik.

Saat babak final bergulir, Cahaya mulai unjuk gigi. Digantangan langit-langit pendopo setinggi 3,5 m itu, ia gacor dari awal hingga akhir penjurian. Juri pun sepakat mengganjar takhta kampiun kelas reguler pada kenari bernomor sangkar J-8 itu. Kemenangan itu sekaligus membenarkan prediksi mayoritas penonton yang menjagokan Cahaya meraih gelar terbaik. Sementara sang rival terberat, Ken Samrock 3, bersama rekan selubuk, Ken Samrock 7, masing-masing harus puas di peringkat ke-2 dan ke-3.

Persaingan ketat

Lomba yang diprakarsai Paguyuban Penggemar Burung Kenari (PAPBURI) itu menerapkan kriteria penilaian yang ketat. ?Kenari bagus harus mempunyai volume suara besar, lagu bervariasi, suara tak terputus-putus, rajin, penampilan dan gaya sempurna,? ujar E. Gunawan W., salah satu juri. Syarat itu sebagian besar terpenuhi karena banyak peternak bisa melahirkan kenari kualitas kontes.

Kriteria itu pula yang menyebabkan persaingan menuju tangga juara semakin keras. Contoh kelas yorkshire yang diikuti 12 peserta. Meski sedikit peserta, persaingan tak berarti surut. Diwasiti 4 juri, Maut, kenari jagoan Ong Tjien Jiang dari Yogyakarta muncul menjadi yang terbaik.

Jegal-menjegal sempat terjadi antara Maut dan rival terberatnya Gilas yang juga milik Ong Tjien Jiang. Gilas sebenarnya berpotensi menjadi pemenang. Namun, ia seringkali berprilaku buruk. ?Beberapa kali Gilas menabrakkan diri ke dinding sangkar. Itu menunjukkan mentalnya tidak stabil,? ujar Agus Juniarto, salah satu juri. Gilas pun harus puas di peringkat ke-2. Yosi jagoan Jati BKD Team dari Yogyakarta yang semula digadang-gadang mampu meraih hasil terbaik, malah melempem di babak puncak. Ia tampak kehabisan energi. Suara merdunya tak kunjung keluar. Yosi pun terlempar di peringkat ke-3.

Di kelas campuran impor, saling mengalahkan di antara 6 peserta pun terjadi. Tiga kursi jawara yang diperebutkan tak gampang didapat. Dengan peserta terbatas kualitas kian terlihat. ?Hanya kenari yang benar-benar bagus yang bisa mendapat juara,? tutur Joko Santoso, tim juri. Jessica milik Jessica DK dari Yogyakarta berhasil membuktikan diri sebagai kenari campuran impor berkualitas tinggi. Ia sukses mengandaskan Jazz wakil dari Indramayu, Jawa Barat, dan Den Ayu unggulan Sinta dari Yogyakarta.

Kontes bertajuk Olimpiade Kenari Perdana 2006 itu diikuti 112 peserta dari berbagai daerah seperti Yogyakarta, Purwokerto, Solo, Cepu, Wonosobo, Klaten, Magetan, dan Indramayu.

?Itu indikasi kenari makin disukai di berbagai tempat,? ujar Nuryanto, tuan rumah kontes. Olimpiade itu juga diwarnai serah terima penghargaan PAPBURI Award, Peserta Kontes Terbaik 2005. Handoyo yang telah mengikutkan 93 kenari dan 20 kali meraih gelar bergengsi didaulat menerima penghargaan.

Banyak pihak berharap olimpiade kenari terus terselenggara dengan penanganan lebih baik pada kontes selanjutnya. Sebab, seiring berjalannya waktu penggandrung kenari kian bertambah, tanpa peduli isu flu burung yang tak berhenti menerpa. (Hanni Sofia)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Inovasi Wafer Peningkat Produksi Susu Kambing Perah

Trubus.id–Teknologi pengolahan pakan menjadi wafer dapat meningkatkan nutrisi dan produksi susu ternak kambing perah. Itulah inovasi wafer pakan kambing...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img