Enam gosanke tengah meliuk-liuk santai. Si empunya, Yohanes Kristanto, berjongkok di tepian sembari memasukkan jemari tangan ke permukaan air yang jernih. Kecipak sang klangenan pun terdengar. Itulah kedamaian yang hadir pertama di akhir pekan.
Kolam koi umumnya hadir sendiri. Demikian pula dengan taman. Namun, Yohanes Kristanto sanggup memadukan keduanya di satu tempat. Tak heran bila kini ia dapat menikmati liukan koi sekaligus keasrian taman. Kreasi itu diwujudkan di samping rumah seluas 8 m x 6 m.
Pantas bila saat menginjakkan kaki pertama di rumah itu, pandangan mata secara otomatis tertuju pada kawasan hutan mungil yang mengapit sebuah kolam berukuran 5 m x 3 m x 1,5 m. Penataan itu segera membawa ingatan pada suasana pegunungan berhias danau berdasar dalam.
Sebanyak 6 gosanke yang terdiri dari kohaku, showa, dan sanke lalu lalang memamerkan kemolekan tubuhnya di kolam berbentuk segiempat. Meski pria yang tinggal di bilangan Jakarta Timur itu tak memiliki banyak waktu luang, semua ikan negeri sakura itu tampil prima dengan pattern tajam. “Tak melulu soal perawatan, efek warna kolam yang gelap juga berpengaruh pada warna koi,” ungkap Kris—sapaan akrabnya.
Itulah alasan Kris menggunakan cat hitam untuk kolamnya. Bila pewarna dinding yang kerap beredar di pasaran mudah mengelupas alias luntur, cat khusus Kris bisa tahan hingga puluhan tahun. Itu lantaran ia menggunakan fl exi coat, cat hitam yang kedap air. Tak heran bila koi andalannya yang kini rata-rata menginjak ukuran 80 cm tampil cantik dengan kombinasi warna yang jernih.
Tren
Rudi Setiawan Lendra tak mau kalah dalam menyajikan keindahan taman kolam. Lahan seluas 3 kali lapangan bola di kawasan Cisarua, Bogor, disulap menjadi taman permai yang dihiasi 7 kolam koi dengan luas 6.800 m2. Keindahan negeri Matahari Terbit pun seakan hadir di taman yang berada di ketinggian 900 m dpl itu.
Ditimpali suasana pedesaan yang kental, liukan sang klangenan pun makin menawan. Sebanyak 400 koi jenis doitsu dan kohaku melenggang anggun di tujuh kolam yang berderet rapat pada kontur yang melandai. Keseluruhan bangunan ibarat persembahan khusus bagi ikan kesayangan.
Keindahan kolam sekaligus taman dirangkai sedemikian rupa. Pisangpisangan, aglaonema, dan anthurium berjajar di sepanjang tepi kolam. Bebatuan di sekitarnya disusun bertrap-trap menyerupai pegunungan berbatu.
Sirkulasi air saling berhubungan antarkolam. Air mengalir mengikuti kemiringan lereng. Melalui air terjun mini yang disusun dari batuan berundak, air menuju ke kolam lain. “Itu agar pasokan air berada dalam satu jalur secara terusmenerus,” ujar Rudi. Metode itu juga efektif untuk meningkatkan oksigen terlarut dan mengefi siensikan penggunaan pakan.
Yang juga menghadirkan keindahan taman kolam di rumahnya adalah Rai Hindarto. Pria asal Bandung itu membangun kolam ukuran 3 m x 4 m x 3 m. Agar kedekatan dengan sang klangenan tetap terjaga, kolam kesayangan pun dibuat di sudut halaman rumah.
Di sisi ruang tengah rumahnya, kemolekan kolam yang dihiasi air terjun di salah satu sisinya itu hadir. Sekat kaca bening yang tebalnya 3 mm setinggi 20 cm di sepanjang pinggiran kolam, melindungi koi-koinya dari incaran kucing. Sebanyak 13 koi yang rata-rata berukuran 70—85 cm meliuk gemulai di dalamnya.
Kecantikan itu makin lengkap sebab kolam diselimuti hutan bonsai yang dihampari rumput Agrotis palustris. Lahan seluas 6 x 15 m itu diubah menjadi taman unik paduan koi dan bonsai khas Jepang. Enam bangku kayu berjejer di kedua sisi taman. Di atasnya bertengger 15 bonsai jenis pinus dan beringin.
Tidak rumit
Menghadirkan keindahan kolam koi berpadu taman tidak sulit. Meski diperlukan ketelatenan merawat, itu sebanding dengan kemolekan yang didapatkan. Menurut Yohanes Kristanto, kuncinya menjaga kebersihan di dua lahan berbeda itu.
Perawatan taman terbatas pada pemangkasan rumput dan bonsai 10 hari sekali. Pupuk daun diberikan setiap akhir pekan. Yang dilakukan rutin hanya penyiraman tiap pagi dan sore hari.
Sedangkan untuk kolam koi, menurutnya kini banyak tersedia fi lter otomastis yang tahan kuras hingga berbulan-bulan. “Karena kebersihan air yang terjaga akan berpengaruh pada kualitas dan warna koi,” tutur Kris.
Rai Hendarto pun menerapkan hal yang sama pada kolam koi kesayangan. Ayah 4 putra itu menggunakan fi lter otomatis sehingga tak perlu pengurasan. Melalui serangkaian proses fi lterisasi itu, kebersihan air pun terjamin kala kembali ke kolam. Itulah harga yang mesti dibayar demi menghadirkan kecantikan taman kolam. (Oki Sakti Pandana dan Hanni Sofi a)