Trubus.id — Tren penurunan kualitas lingkungan menurut laporan World Wide Fund for Nature (WWF) semakin meluas. Salah satu cara mengatasi krisis alam yang sangat luas ini, yakni dengan menerapkan konsep ekonomi hijau.
Menurut Prof. Ronny Rachman Noor, pakar Genetika Ekologi IPB University, konsep ekonomi hijau merupakan konsep yang berkelanjutan dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam dan jasa alam, seperti udara dan air bersih yang akan memberikan insentif bagi negara-negara berkembang yang telah berupaya menjaga alamnya untuk kepentingan dunia.
“Teknologi dan ilmu pengetahuan yang ada saat ini telah terbukti dapat menyelamatkan spesies hewan dan tumbuhan yang hampir punah asalkan disertai dengan upaya keras dan niat serta tekad dunia yang kuat,” kata Ronny, seperti dikutip dari laman IPB University.
Mengingat, populasi satwa liar seperti mamalia, burung, amfibi, reptil, dan ikan semuanya terus menyusut secara drastis dengan laju penurunan mencapai 69 persen. Menurutnya, dunia tidak dapat menganggap sepele kejadian penurunan populasi satwa liar ini karena berdampak langsung bagi kehidupan delapan miliar penduduk bumi.
“Karena sebagian besar kehidupan kita tergantung pada satwa liar ini. Sendi-sendi kehidupan penduduk bumi, seperti stabilitas sosial, kesejahteraan dan kesehatan penduduk bumi akan terdampak langsung perubahan iklim global ini,” jelasnya.
Menurut Ronny, upaya untuk mengurangi laju penurunan keanekaragaman hayati dunia ini tidak mudah karena menyangkut biaya yang besar. Negara miskin dan negara berkembang tidak akan berperan besar dalam mengurangi laju penurunan keanekaragaman satwa liar ini jika tidak dibantu negara maju dari segi finansial.
Sudah menjadi rahasia umum, imbuhnya, jika kebiasaan konsumsi negara-negara kaya selama ratusan tahun terakhir ini memiliki andil yang sangat besar dalam hilangnya sumber daya alam dunia di berbagai belahan dunia.
Oleh karena itu, tentunya negara maju memiliki kewajiban moral untuk membantu negara miskin dan negara berkembang melestarikan keanakeragaman hayati ini.