Monday, October 14, 2024

Panen 300 ha Chokanan di Luar Musim

Rekomendasi
- Advertisement -

Begitulah pemandangan langka di lahan seluas 300 ha di Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur. Itu hasil kerja PT Galasari yang menggandeng pekebun sukses dari Th ailand sejak 2003. Letak kebun sekitar 37 km dari kota Gresik ke arah Barat Laut, atau melewati Jalan Raya Daendels menuju Tuban.

Trubus menyaksikan, barisan chokanan dengan jarak tanam 6 m x 3 m. Dari setiap pohon muncul 32—60 mangga sebesar kepalan tangan orang dewasa. Tangkai buah rata-rata digelayuti 5—6 buah. “Saking banyaknya, cabang hampir patah,” kata Ermanu SE, presiden direktur PT Polowijo G os a r i—i n d u k perusahaan Galasari.

Kebun itu kian menarik lantaran pohon pendek, hanya 2,5—3 m. Setengah batang bagian bawah berasal dari mangga arumanis berumur 14 tahun. Buah muncul dari batang atas—mangga chokanan—yang disambung 2—3tahun silam. Total jenderal saat ini ada 50- ribu pohon. Itulah kebun chokanan satusatunya di Indonesia yang dirawat intensif.

Luar musim

Kebun itu juga istimewa karena berbuah di luar musim. Ia dimanipulasi agar berbuah pada Januari dan April. Empat bulan lebih lambat dibanding panen raya mangga—terutama arumanis—pada September—November. Itu bertujuan agar harga chokanan stabil. Harap mafh um, saat arumanis, banjir di pasaran, harganya melorot hingga Rp1.500 per kg.

Arumanis sulit dimanipulasi agar panen di luar musim. Dengan perlakuan perangsangan, bunga muncul di luar musim, tapi kemudian rontok. Penyebabnya, ”Bunga arumanis lemah. Mudah lepas dari tangkai bila diguyur hujan,” kata Budi Wiyono, manajer kebun PT Galasari.

Lain halnya dengan chokanan. Andalan negeri Siam itu tahan guyuran hujan, genjah, dan rajin berbuah. Trubus pernah menemukan, chokanan berbunga tidak serentak. Itulah sebabnya di satu pohon ditemukan bunga, buah kecil, dan besar sekaligus.

Dirangsang

Saat dirangsang berbunga pada Oktober dan November 2004, bunga yang muncul tetap kokoh. Bunga dirangsang ala Th ailand dengan menyiramkan larutan p a k lobut r a zol pada akar.

Dosis 5 ml dilarutkan dalam 1 liter air untuk setiap pohon. Sebelum disiram pastikan sebulan sebelumnya pohon telah dipupuk NPK sebanyak 1/2 kg per pohon agar tumbuh subur.

Hentikan penyiraman rutin, kecuali berbarengan dengan pemberian pupuk daun. Yang digunakan pupuk daun berkadar fosfor dan kalium tinggi dengan dosis 2,5 g/l seminggu sekali. Pemupukan dilakukan 4 kali. Pada minggu ke-5 berikan KNO3 dengan dosis serupa. Tujuannya agar bunga muncul serempak. Biasanya, sebulan berselang bunga-bunga Mangifera indica mulai muncul. Empat bulan kemudian buah dipetik.

Menurut Budi, perangsangan bunga diatur setiap bulan pada 3 blok berbeda. Dengan 19 blok yang ada, berarti perlakuan selama 6 bulan. Pada awal Januari 2005 mulai dipanen buah dari blok yang diberi perlakuan pada Juli—Agustus tahun silam. Diharapkan pada Agustus sudah berproduksi. Setiap pohon menghasilkan 10—15 kg setara dengan 40—60 buah. Chokanan mungil, bobotnya hanya 250—350 g.

“Dengan chokanan, memproduksi mangga di luar musim bukan mimpi di siang bolong,” katanya. Pasalnya, keberhasilan bunga menjadi buah tinggi. Dari 1 cluster bunga bisa muncul 5—6 buah. Bandingkan dengan arumanis yang hanya 1—3 buah untuk setiap cluster. Produksi meningkat menjadi 120—160 atau 40 kg per pohon saat berumur 5 tahun.

Terus-menerus

Tak hanya Galasari yang mengebunkan chokanan. Nun di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, ada Tjendra Jaya Kuswari. Bedanya chokanan milik pengusaha otomotif itu berasal dari bibit yang diokulasi sejak kecil. Saat ini terdapat 2.000 batang chokanan berumur 2—5tahun di atas lahan seluas 5 ha. Dari 300 pohon berumur 5 tahun dipetik 50 kg per pohon. Akhir Februari chokanan kembali berbunga lebat. Tjendra memprediksi mulai Mei buah bakal dipanen terusmenerus.

Mangga asal Th ailand itu dipilih karena rasanya lezat. “Saya sudah berkeliling Asia Tenggara, chokanan paling lezat dan mudah dirawat,” kata Tjendra. Chokanan manis, lembut, harum, dan agak berserat. Bahkan, saat dipetik langsung dari pohon sudah terasa manis, walau kematangan kurang dari 80%.

Hasil panen dari kebun Galasari mulai dipasarkan ke pasar-pasar swalayan. Misal di gerai-gerai Carefour di Jakarta dengan label mangga Th ailand. Lantaran sosoknya yang mungil, agak berbentuk oval, dan berwarna kuning, chokanan kerap disangka mangga podang. Mangga asal Kediri itu memang berkulit kuning—sebagian bersemburat merah—tapi lebih bulat. Karena itu Galasari perlu menempatkan Sales Promotion Girl (SPG) untuk mengenalkan chokanan. Begitu pelanggan tahu itu mangga asal Th ailand, chokanan seharga Rp9.000 per kg langsung ludes. “Dijual murah dulu untuk perkenalan,” kata Budi. Di Medan, chokanan dijual di toko buah khusus. Harganya di atas Rp20-ribu per kg.

Munculnya 2 kebun chokanan yang berbuah di luar musim menjadi kabar baik buat mania mangga. Mereka dapat tetap menikmati mangga di saat arumanis—jenis paling menguasai pasar—langka. Pemilik kebun pun beruntung lantaran chokanan dihargai mahal. (Destika Cahyana)

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Taoge Premium Datangkan Omzet Maksimum, Intip Langkahnya

Trubus.id—Usaha taoge premium cukup menjanjikan. Alasannya harga produk lebih tinggi dibandingkan dengan taoge biasa. Hanya kualitas produk harus senantiasa...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img