Monday, March 3, 2025

Panen 9 Ton per Hektare Berkat Penggunaan Biosaka

Rekomendasi

Trubus.id — Penggunaan Biosaka membuat potensi hasil panen tinggi. Itu terbukti saat Kementerian Pertanian bersama Pemerintah Kabupaten Blitar memanen padi di lahan seluas 57 hektare, dengan produktivitas 8,9 ton per hektare gabah kering panen (GKP).

Menurut Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian, Biosaka merupakan akronim dari Bio yang artinya tumbuhan dan Saka singkatan dari selamatkan alam kembali ke alam. Biosaka bukan pupuk, melainkan merupakan campuran pupuk yang dibuat dari ramuan yang diremas manual dengan tangan.

Bahan yang digunakan minimal 5 jenis rumput atau daun yang sehat sempurna di sawah yang dicampur air, tanpa campuran apa pun hingga menjadi ramuan homogen, harmoni dan koheren. Selanjutnya, disemprot ke tanaman dan sisanya bisa disimpan hingga 5 tahun.

“Makanya kita bersyukur memiliki aplikasi Biosaka sehingga tidak bergantung pada pupuk kimia,” kata Syahrul, dikutip dari laman Kementrian Pertanian.

Lebih lanjut, menurutnya, penggunaan Biosaka sangat cocok sekali diterapkan di Pulau Jawa yang unsur haranya sudah bertahun-tahun diendapkan bahan kimia. Dengan Biosaka, kesuburan tanah bisa dikembalikan.

“Penggunaan Biosaka ini bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia di atas 50 persen. Ini bisa dikerjakan oleh siapa saja, termasuk ibu-ibu tani,” terangnya.

Suwandi, Dirjen Tanaman Pangan, menambahkan, Biosaka itu bukan pupuk atau pestisida, melainkan elisitor yang berperan sebagai signaling bagi tanaman tumbuh dan berproduksi lebih bagus, hemat pupuk kimia sintetis, meminimalisir hama penyakit, serta lahan menjadi lebih subur.

Pembuatan Biosaka cukup mudah. Satu genggam rumput diremas, dicampur dengan air 5 liter, cukup untuk menyemprot 3 sampai 4 hektare semusim untuk padi, jagung kedelai singkong sorgum, ubi, kacang, sayuran, buah dan lainnya.

Sementara itu, Rini Syarifah, Bupati Blitar, mengatakan, beras di Blitar mengalami surplus 64 ribu per tahun. Untuk menjaga ketersediaan beras surplus, perlu peningkatan prasarana dan sarana pertanian.

Salah satu permasalahanya adalah kurangnya alokasi pupuk bersubsidi sehingga diperlukan inovasi dengan menggunakan pupuk organik yang murah, efisien, dan mudah diaplikasikan petani.

“Karena itu, kami apresiasi dukungan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong aplikasi Biosaka yang dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50 persen. Untuk itu, saya menyambut baik inovasi ini dan berharap dapat diterapkan di semua lahan pertanian,” tutur Rini.

Selain di Blitar, aplikasi Biosaka sudah dikaji dan demplot ujicoba di Blora, Sragen, Klaten Grobogan, Jatisari, dan daerah lainya dengan hasil yang bagus oleh Tim Perguruan Tinggi dan Kementerian Pertanian.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Daya Tarik Padi Jarwo

Hamparan sawah untuk budidaya padi jajar legowo menjadi daya tarik wisatawan. Trubus.id-“Mulyaharja ini surga tersisa di Kota Bogor.” Muhammad Khoerudin...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img