Cara bertanam itu lazim dijumpai di pertanaman hidroponik. Di sebelah tomat, berjajar terung ungu besar dan pare menjalar di rambatan setinggi 2 m. Di halaman seluas 60 m2 juga dapat disaksikan 11 talang air yang ditanami kangkung, pakcoy, dan selada.
Kebun hidroponik mini itu bisa disaksikan di halaman rumah Daniel Laurente, ekspatriat asal Filipina. Semula ia hanya bermaksud memanfaatkan garasi kosongnya untuk bertanam sayur. Kini, halaman rumput juga terdesak oleh sayur buah kesenangan keluarga.
Keberhasilan Daniel berhidroponik menarik perhatian rekannya Rose Quinway. Wanita Filipina itu ikut menanam di halaman rumah di Cempakaputih, Jakarta Pusat. Teknik dan jenis tanaman yang ditanam mengikuti jejak rekan sekantornya itu. Karena halaman rumahnya menerima sinar matahari lebih banyak sehingga pertumbuhan tanaman lebih baik. Daun romain lebih lebar, hijau, dan tekstur renyah.
Murah
Untuk menghadirkan kebun hidroponik di halaman, dana relatif terjangkau. Daniel yang tehnical advisor PT Pelsart Tambang Kencana, perusahaan tambang emas, mengeluarkan dana Rp1-juta sewaktu mulai bertanam dengan sistem Nutrient Film Tehnique (NFT).
Dengan dana itu, ia mendapat paket hidroponik berupa 11 talang air sebagai wadah menanam, tiang palang penyangga, styrofoam—tempat menanam—pipa-pipa jaringan irigasi, pupuk, dan bibit tanaman, serta jasa pemasangan.
Di talang air ia menanam aneka sayur daun berumur singkat seperti kangkung, pakcoy, seledri, selada, dan caisim. “Itu semua sayuran kegemaran keluarga,” tutur ayah 4 anak itu. Setiap butuh, ia tinggal memetik sayur dari kebunnya. Ia pun memetik keuntungan lain. Stres akibat pekerjaan di kantor luruh begitu menatap tanaman yang tumbuh subur. “Biaya tadi jauh lebih murah ketimbang membeli obat stres,” ujarnya.
Sederhana
Meski tergolong teknologi mutakhir, tetapi bertanam cara hidroponik mudah diaplikasikan. Hanya pada setting awal yang membutuhkan tenaga. Sedangkan perawatan amat gampang karena hanya buka tutup kran.
Jaringan penanaman itu dihubungkan dengan bak nutrisi yang terbuat dari bak mandi bekas. Bak itu dibenamkan ke tanah. Untuk mengalirkan hara, sebuah pompa bertenaga 100 watt dipasang di dalam bak. Setelah mesin diaktifkan, larutan hara mengalir ke tanaman melewati pipa dan keluar lewat selang spaghetti cube.
Lain lagi teknik untuk bercocok tanam kangkung, pakcoy, seledri, selada, dan caisim. Sayur daun itu ditanam secara hidroponik NFT di bawah atap fiber. Daniel menanam di styrofoam dengan jarak tanam 20 cm, kecuali kangkung yang berjarak 10 cm. Styrofoam itu menutup talang air yang dipasang miringa 5°. Sedangkan di tempat Rose Quinway semua di tempat terbuka.
Menurut Yos Sutiyoso, konsultan hidroponiknya, sistim terbuka bukan masalah. Air hujan yang mengguyur talang memang menurunkan konsentrasi larutan hara. Namun, itu gampang diatasi dengan menambahkan larutan pupuk ke dalam tangki. Volume penambahan disesuaikan dengan Electro Conduktivity (EC) yang diinginkan.
Paket
Daniel menanam aneka sayuran di atas talang. Penampungan pupuk sayur daun berupa bak beton, berukuran 200 cm x 100 cm x 50 cm. Kedalamnya, ia memasukkan larutan hara hingga ketinggian 40 cm.
Sebuah pompa menjadi tenaga pengantar hara ke tanaman yang disalurkan lewat pipa. Air masuk ke talang lewat bagian yang lebih tinggi dan mengalir ke bagian lebih rendah. Di perjalanan harahara itu diserap oleh akar tanaman. Di ujung talang yang lebih rendah, air keluar lewat pipa untuk selanjutnya mengalir ke bak penampungan.
Permukaan bak penampungan ditutupi selembar styrofoam. Di situ, Daniel membuat lubang kecil untuk menanam kangkung dengan sistem floating hydroponic alias deep on floating raft technology. Cara itu paling gampang karena hanya merendam akar kangkung di dalam larutan hara.
Untuk memberikan hara tak perlu repot meramu. Meski mengerti ilmu kimia, ahli geologis itu tidak meramu sendiri. Ia memilih membeli paket pupuk siap saji. Petugas yang membantu merawat tinggal memadukan komposisi pupuk A dan pupuk B. Untuk pemberian ke tanaman, tinggal memutar kran pupuk, larutan hara pun mengalir. Sayuran buah dialiri air 3 kali sehari selama 15 menit. Sedangkan sayuran daun dialiri selama 24 jam.
Mutu bagus
Meski sederhana, kondisi tomat produksi halaman bisa menyaingi pertanaman serupa keluaran greenhouse. Padahal, Daniel dan Rose meletakkan polibag tanaman langsung di tanah dan tidak dinaungi. Hujan dan sinar matahari bebas menerpa. Kondisi itu amat riskan menerima gangguan hama dan penyakit.
Karena itu Daniel puas dengan sayur hasil cucuran keringatnya. Ia kerap mendengar pameo tomat sulit ditanam di musim hujan. Nyatanya, pertumbuhan tanaman sudah melebihi penanaman pada periode lalu yang menghasilkan 2 kg/ tanaman. Padahal waktu itu pengawasan tanaman kurang lantaran berlibur ke kampung halaman.
Dengan bertanam sistim hidroponik, mereka dapat panen setiap saat. “Balado saya tak pernah habis, karena selalu panen terung,” ujar penggemar makanan padang itu. (Syah Angkasa)