Wednesday, April 23, 2025

Pangan Lokal Jagung Berpotensi Memenuhi Sumber Gizi Harian

Rekomendasi

Trubus.id-Badan Pusat Statistik (BPS) merilis volume impor beras mencapai 3,85 juta ton pada periode Januari—November 2024. Terdapat peningkatan sebesar 52% dibandingkan 2023, yakni 2,53 juta ton. Hal itu mencerminkan ketergantungan pasokan beras dari luar negeri.

Menurut data dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PDSIP), Kementerian Pertanian konsumsi beras mencapai 93,79 kg/kapita/tahun pada 2023. Beras merupakan sumber pangan pokok yang biasa diolah menjadi nasi. Masyarakat menjadikan nasi sebagai pangan pokok sumber karbohidrat.

Padahal selain beras terdapat alternatif bahan pangan lain untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok harian. Menurut peneliti di Pusat Riset Tanaman Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. I Gusti Komang Dana Arsana, S.P., M.Si., jagung berpotensi untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia.

Pangan lokal baik digunakan sebagai alternatif konsumsi pangan harian. “Permasalahannya hanya kurang promosi,” tambah Gusti. Lidah masyarakat belum terbiasa mengonsumsi jagung untuk konsumsi pangan pokok. Misalnya seperti nasi jagung.

Sehingga masih terasa aneh apabila mengonsumsi nasi jagung setiap hari. Masih ada yang kurang lengkap apabila belum mengonsumsi nasi yang terbuat dari beras. Masyarakat lebih mengandalkan nasi yang terbuat dari beras. Meskipun di daerah tersebut hasil pangan utamanya bukan padi.

Padahal kandungan karbohidrat pada jagung tidak kalah tinggi, yakni 73,7 gram/ 100 gram bahan kering. Gusti berharap masyarakat mampu mengenal pangan lokal yang berpotensi di daerah setempat. Apabila hal itu tercapai maka akan mendukung program ketahanan pangan dari pemerintah.

Sebenarnya dengan membiasakan mengonsumsi pangan lokal itu jauh lebih baik. Pangan lokal merupakan produk yang dihasilkan di daerah setempat. Otomatis produk pangan terhindar dari rusak akibat proses pendistribusian. Dari segi harga tentunya juga berpengaruh. Harga pangan yang ada di daerah setempat memiliki harga yang jauh lebih murah. Musababnya tidak lagi melewati rantai distribusi yang panjang.

Sebenarnya kualitas varietas jagung baru di Indonesia juga semakin unggul. Menurut Gusti daya terima petani terhadap varietas baru yang unggul cenderung baik. Berarti perkembangan dari bagian hulu semakin baik. Beberapa varietas jagung baru yang dihasilkan memiliki produktifitas tinggi, kualitas super, dan adaptif di berbagai tempat dengan ketinggian yang berbeda.

Olahan berbahan dasar jagung pun juga semakin berkembang. Sebagai contoh olahan beras analog menggunakan bahan baku berupa tepung jagung. Beras analog berbahan tepung jagung sangat praktis untuk dikonsumsi. Tentu saja olahan itu mampu memperpanjang umur simpan panen jagung.

Sehingga sangat berpotensi untuk membantu program ketahanan pangan. Jagung memiliki kandungan nutrisi yang baik. Setiap 100 gram jagung mengandung gizi berupa energi (364 kcal), protein (9,2 gram), lemak (3,2 gram), Karbohidrat (73,7 gram), serat (7,3 gram), dan abu (1,3 gram).

Inayah, Metty, dan Yoca Aprillia, dari program studi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta, melakukan penelitian mengenai konsumsi nasi jagung instan dengan penambahan tepung tempe untuk penderita diabetes militus.

Peneliti sengaja menambahkan tepung tempe sebagai sumber protein. Perbandingan nasi jagung instan dan tepung tempe yang digunakan yakni 80:20. Inayah dan tim menggunakan 8 sampel responden dari penderita diabetes militus.

Pengambilan spesimen darah dilakukan dengan membandingkan makanan standar dan makanan uji. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada menit 0, 30, 60, 90, dan 120. Teknik yang digunakan finger-prick pada pembuluh kapiler.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon glukosa dara setelah mengonsumsi nasi jagung instan dengan penambahan tepung tempe sebesar 5.220. Bandingkan respon glukosa darah setelah mengonsumsi makanan standar, yakni 16.440. Nilai respon glukosa setelah mengonsumsi makanan standar jauh lebih tinggi.

Nasi jagung instan dengan penambahan tepung tempe memiliki indeks glikemik (IG) sebesar 31,75. Sementara nilai beban glikemik (BG) sebesar 17,08. Artinya indeks glikemik pada nasi jagung instan dengan tambahan tepung tempe tergolong rendah.

Hasil riset itu menunjukkan manfaat lain dari konsumsi jagung sebagai gaya hidup sehat. Terutama untuk penderita penyakit diabetes militus. Jagung bisa menjadi alternatif makanan pokok penderita diabetes militus. Karena indeks glikemik pada nasi jagung tergolong rendah.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Pencegahan Hama Pada Tanaman Sansevieria

Trubus.id-Memiliki koleksi tanaman berpenampilan sehat menjadi dambaan setiap pehobi tanaman hias. Setiap helai daun yang bersih dan mengilap menjadi...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img