Kopaja wadah untuk berbagi ilmu anthurium bagi pencintanya di Jakarta dan sekitarnya.

Anthurium variegata berdaun dua helai seukuran koin Rp500 itu resmi menjadi milik Djarot Sazar. Harga penawaran pehobi asal Cisarua, Kabupaten Bogor, senilai Rp1.250.000, menjadi yang tertinggi pada lelang anthurium. Penyelenggara lelang Komunitas Pencinta Anthurium Jakarta (Kopaja) pada Februari 2017. Hingga lelang berakhir, Djarot memborong 3 pot anthurium untuk dibawa pulang.
Menurut Djarot di acara Kopaja itulah ia bisa mendapat anthurium dengan harga wajar, yaitu harga sesuai kualitas dan ukuran tanaman. Menurut Djarot jual beli di media daring bisa saja dilakukan, tetapi harus siap kecewa. Ia pernah mengalami, tanaman yang ditawarkan lewat foto, ternyata tidak sesuai dengan anthurium yang datang. Demikian pula bila ingin melepas koleksi. Djarot pun kerap meminta bantuan teman-teman anggota.
Oleh karena itulah setiap ada pertemuan yang diselenggarakan Kopaja, ia selalu hadir meski jaraknya cukup jauh dari Cisarua. Sejatinya Kopaja sarana berkumpul bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Namun, Djarot yang tinggal di Cisarua kira-kira 70 km dari Jakarta minta bergabung di komunitas pencinta anthurium itu.
Kegiatan Kopaja

Lelang anthurium hanya satu dari beberapa kegiatan yang disenggarakan oleh Kopaja. Agar anggota bersemangat datang, Kopaja juga menyelenggarakan arisan di sekertariat di Kampung Belang, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat. Kampung Belang seolah gudang khusus anthurium yang terdiri atas 15 kavling. Biasanya peserta berburu dari satu kavling ke kavling lain untuk mencari anthurium idaman langsung di “gudangnya”.
Kampung Belang memang gudangnya anthurium belang alias variegata. Anthurium itu daunnya berwarna hijau campur putih atau kuning. Setiap anggota datang ke situ, selalu saja ada tanaman baru, baik hasil perburuan pemilik kavling atau ada yang menitipkan di kavling. Selain itu beberapa anthurium juara dan nama sohor lainnya pun bisa dijumpai. Contoh, tornado, eka, dan jaguar. Semua anthurium kelas wahid pada zamannya.
Komunitas Pencinta Anthurium Jakarta sejatinya baru dibentuk pada 2016. Menurut Ketua Kopaja, Agustinus Gunawan, anggota Kopaja kebanyakan pencinta anthurium di Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah, dan Sawangan. Kemudian beberapa pencinta anthuriun di Bogor, Cipanas, Cisarua, Cileduk, Ciputat, Sentul, dan Tangerang ikut bergabung. Menurut Agustinus pencinta anthurium di Jakarta dan sekitarnya sebenarnya sangat banyak, lebih dari 300 orang.
Namun, belum semuanya menjadi anggota komunitas. Yang aktif hanya sekitar 30—50 orang. Mereka menggeluti tanaman raja daun itu sebagai hobi, petani, dan pedagang. Tanaman hias kerabat aglaonema itu memang memberi penghidupan yang layak pada beberapa orang lebih dari 10 tahun.
Juara kontes
Program jangka panjang Kopaja menyelenggarakan kontes, mengikuti kontes di luar Jakarta, dan latihan bersama. Pada kontes di Salatiga, Jawa Tengah, pada Februari 2017 beberapa anggota Kopaja meraih juara. Anthurium koleksi Agustinus Gunawan dan Djarot Sazar meraih juara ke-I masing-masing di kelas kobra utama dan variegata utama. Pada 23 April 2017 Kopaja menyelenggarkan kontes anthurium nasional.

Acara itu juga sekaligus untuk merayakan ulang tahun pertama Kopaja. Pada pembentukannya tahun lalu, juga diselenggarakan acara kontes anthurium bertaraf nasional. Salah satu ciri khas kontes anthurium ialah semakin banyaknya kelas variegata yang dilombakan. Menurut Agustinus, “Kemungkinan besar Indonesia memiliki Anthurium jenmanii variegata terbanyak di dunia, tetapi belum banyak yang tahu.”
Thailand yang biasanya jago soal tanaman, masih mencari indukan ke Indonesia. Mereka berani membayar mahal untuk anthurium bagus ketimbang mereka hasilkan sendiri, tetapi perlu waktu lama. Sedangkan di Indonesia, menghasilkan anthurium variegata menjadi tujuan utama persilangan, selain mencari yang berkarakter.
Daerah yang paling pas untuk pengembangan anthurium, idealnya bersuhu dingin. Misal untuk mencari anthurium karakter banyak dilakukan di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Kopeng, (Kabupaten Semarang), Kota Salatiga, dan Magelang. Perbanyakan tanaman anggota famili Araceae itu lebih pas di daerah panas, misal Jakarta, Klaten, dan Yogyakarta. Sayangnya potensi itu belum banyak diketahui pemain tanaman hias di luar negeri. “Paling orang Thailand dan Filipina yang tahu bahwa Indonesia sarang anthurium variegata karena sering ke sini,” kata Agus. Jadi perlu ada promosi di dunia luar. (Syah Angkasa)