Ceruk pasar telur puyuh besar, berkerasi mengolah telur pun bisa menjadikan nilai tambah dan membuka pangsa pasar baru.
Muhammad Rifky Pradipta hanya berternak 3.000 puyuh. Namun, omzet Rizky Pradipta di Baleendah, Kabupaten Bandung, setara berternak 5.000 ekor. Pria 31 tahun itu membidik pasar telur kupasan. Pasokan mengarah ke rumah makan, kafe, dan katering di Kota Bandung. Harga jual telur kupasan relatif stabil Rp400—Rp500 per butir, sedangkan harga jual telur mentah naik turun di kisaran Rp22.000—Rp32.000 per kilogram.

Satu kilogram telur puyuh terdiri atas 90—100 butir. Artinya harga jual telur mentah Rp220—Rp355 per butir. Rizky mampu memasok telur kupas 17.000 butir per pekan. Omzet perniagaan telur kupasan Rp6.800.000 per pekan atau Rp27.200.000 per bulan. Menurut Rizky biaya produksi per kilogram atau per 100 butir Rp18.000. “Jika ditambah biaya transportasi dan pengolahan bisa sampai Rp20.000,” katanya.
Pasar potensial
Menurut Rizky biaya produksi itu 50% omzet sehingga omzet perniagaan per 100 butir Rp40.000. Jika biaya produksi Rp20.000 per kilogram atau 100 butir peternak masih bisa untung Rp2000—Rp12.000 per kilogram atau per 100 butir. Kiky, sapaan Muhammad Rifky Pradipta mengatakan, serapan pasar dan harga puyuh bisa berbeda di setiap daerah. Artinya meski menerapkan teknik bisnis ala Kiky hasilnya bisa saja berbeda.
Kiky menyarankan peternak baru mencoba dari hobi terlebih dahulu dengan skala kecil. Bisa memulai dari 100 ekor untuk percobaan. Tujuannya belajar mengenal puyuh lebih dalam. Memahami fase pertumbuhan dan kecocokan dengan lingkungan. Selain itu modal relatif lebih sedikit dibandingkan dengan memulai langsung dengan skala besar. “Bisa membesarkan bertahap seiring dengan meningkatnya permintaan di daerah sekitar,” kata peternak puyuh sejak 2015 itu.

Menurut ketua Asosiasi Peternak Puyuh Indonesia (APPI), Slamet Wuryadi, harga jual telur puyuh tidak pernah di bawah modal. Artinya peternak puyuh selalu untung. Biaya produksi per butir rata-rata Rp200. Adapun harga jual rata-rata Rp280 per butir. Populasi puyuh di Indonesia baru sekitar 14,8 juta ekor dengan produksi harian 10 juta butir per hari. Pasar Indonesia sangat potensial dengan populasi 265 juta jiwa.

Sementara itu permintaan telur puyuh untuk Jakarta dan sekitarnya 16,5 juta butir per pekan. Namun, pasokan masih sekitar 3,5 juta butir per pekan. Artinya hanya pasar Jakarta dan sekitarnya saja masih kekurangan pasokan 13 juta butir per pekan. Jika per kilogram terdiri atas 90—100 butir permintaan Jakarta dan sekitarnya setara 130—144 ton per pekan. Menurut Slamet gambaran memulai usaha puyuh per 1000 ekor memerlukan modal Rp22.056.000. Biaya itu meliputi kandang, benih siap telur umur 30 hari, vitamin, dan pakan.

Titik impas atau balik modal pada 274 hari atau 9 bulan, jika rata-rata produksi 80% atau menghasilkan 800 butir per hari dengan harga jual Rp300 per butir. Kelebihan lain berternak puyuh bisa menjual afkir. Harga jualnya Rp3000 per ekor. Jika sintasan 75% atau tingkat kematian 25% tersisa 750 ekor puyuh afkir. Menjual puyuh afkir sebagai pedaging otomatis akan memangkas biaya produksi.
Manajemen
Menurut produsen benih sekaligus peternak puyuh di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Roesmana Andi Winata, ceruk pasar puyuh sengat besar. Peteranak puyuh sejak 2012 itu mencontohkan, permintaan 1 toko di Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, mencapai 100 kilogram per hari. Permintaan itu kadang tidak terpenuhi. “Jika kebutuhan 100 kilogram per hari, untuk memenuhinya setidaknya perlu 10.000 puyuh,” kata Roesmana.

Memelihara puyuh sendirian, tanpa bantuan karyawan, maksimal 5.000 ekor. Lebih dari itu butuh tambahan karyawan. Satu orang karyawan bisa menangani 5.000—7.000 puyuh. “Populasi 7.000 terutama jika pakan dan air otomatis,” kata Roesmana. Luasan 12 m2 atau 2 m x 6 meter bisa untuk kandang populasi 1.000 ekor. Namun, puyuh tidak bisa dibudidayakan di luar ruangan. Sebab, rentan gangguan hama dan serangan penyakit.
“Puyuh juga perlu nyaman agar hasil optimal,” kata Roesmana. Bangunan 24 meter persegi atau 4 x 6 m cukup menampung 2.000 ekor. Bagi peternak anyar yang ingin memulai untuk produksi telur sebaiknya memilih puyuh siap telur berumur 30 hari. Keunggulannya bisa langsung masuk pada kandang produksi. Harap mafhum, banyak peternak anyar yang memilih fokus di telur malah membeli anakan berumur 0—10 hari dan mesin tetas.
Menurut Roesmana hal itu justru menyebabkan peternak harus mengeluarkan modal lebih banyak. “Padahal mesin tetasan dan kandang anakan hanya terpakai sebentar, lain halnya jika peternak itu juga ingin mengisi pasar telur tetasan,” katanya. Puyuh mulai berproduksi perdana pada umur 45 hari. Potensinya menghasilkan 300 telur selama setahun, jika pakan ideal protein 21%.

Adapun masa budidaya per siklus lazimnya 18 bulan. Setelah itu peremajaan mengganti dengan puyuh anyar yang produktif. Harga beli puyuh petelur umur 30 hari variatif, mulai dari Rp9.000—Rp15.000 per ekor. Artinya modal awal untuk benih Rp9 juta—Rp15 juta. Adapun investasi kandang rata-rata Rp5 juta untuk populasi 1.000 ekor, terdiri atas 5 unit yang masing-masing menampung 200 ekor.
Masa guna kandang relatif awet hingga 5 tahun atau 5 siklus budidaya asalkan tidak terkena hujan. “Perawatan tambahan hanya mengganti alas kandang pada 2 atau 3 tahun, biayanya relatif murah hanya Rp50.000—Rp100.000,” kata Roesmana.

Bermitra
Menurut peternak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Yasariyanto, pasar telur puyuh terbuka lebar. Peternak dengan 2.000 ekor itu masih kesulitan memenuhi permintaan pasar. Puyuh mulai menghasilkan sejak berumur 45 hari. Pada umur 45—60 hari produksi telur 85% kemudian merangkak bertahap. “Puncaknya bisa 95% pada umur 8—9 bulan,” kata Yasariyanto. Pasokan Yasariayanto sekitar 1.700 butir per hari atau sekitar 18 kilogram per hari.
“Masih sangat jauh dari permintaan, andaikan meningkatkan populasi lima kali lipat pun pasti terserap habis,” katanya. Harga jual telur puyuh di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah di kisaran Rp23.000—Rp25.000 per kilogram. Menurut Yasariyanto menjual telur puyuh bisa bermitra dengan perusahaan pemasok benih atau menjual ke pasar. “Semuanya ada dua sisi, jika memasok ke perusahaan harga stabil. Namun, jika menjual ke pasar harga kemungkinan bisa di atas harga jual ke perusahaan jika pasokan telur terbatas. (Muhamad Fajar Ramadhan)