Trubus.id—Lazimnya masyarakat menggunakan pelindung kemasan produk dengan bubble wrap. Tujuannya agar produk tidak rusak ketika sampai di tempat tujuan. Namun, kekurangan bubble wrap adalah tidak ramah lingkungan.
Bubble wrap terbuat dari plastik yang sulit terurai. Sebetulnya, ada alternatif lain pembungkus produk yang ramah lingkungan yakni papel wrap. Keunggulan papel wrap kertas lebih kuat dan tidak merusak lingkungan karena bahan cepat terurai.
Papel wrap itu buatan Natasha Dian Chandra S.Ds. dan Michelle Febry, S.Psi. Natasha dan Michelle membuat papel wrap berbahan kertas dari kayu yang berkelanjutan. Ia menggunakan bahan 100% bubur kertas dari kayu yang terurai selama 7—14 hari. Bahan baku berasal dari salah satu produsen kayu di Jawa Barat.
“Asal-usul kertas bisa ditelusuri karena tersertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu dari Kementerian Kehutanan,” tutur Natasha.
Sarjana Desain Komunikasi Visual alumnus Universitas Pelita Harapan itu membuat pola papel wrap dengan mesin potong khusus. Ketika kertas ditarik membentuk pola tiga dimensi yang memanjang 1,5 kali dari bentuk asal.
Papel wrap tahan benturan dari ketinggian 1 meter. Papel wrap dapat membungkus barang pecah belah, baju, dan buku. Pembungkus ramah lingkungan bermerek Papel Pack itu terdiri atas 2 ukuran yakni 45 cm × 60 cm dan 45 cm × 120 cm.
Semula produsen sejak Februari 2021 itu menggunakan 1 rol bahan baku berbobot 700 kg untuk 3—4 bulan. Kini kapasitas produksi meningkat selama 2021 menjadi 5—6 rol kertas.
Peningkatan itu menandakan adanya kesadaran para pelaku usaha menggunakan kemasan ramah lingkungan. Untuk harga sekitar Rp2.800 per lembar. Sementara untuk kertas pembungkus berbentuk rol per 50—100 m Rp225.000—395.000.
Kini produk ramah lingkungan buah tangan Papel Pack itu pun makin beragam. Natasha dan Michelle mulai memproduksi boks dan selotip atau perekat sejak Juli 2021. Semua produk itu mudah terurai. Selotip terdiri dari 2 ukuran yakni lebar 2,45 cm seharga Rp16.000 dan 5,08 cm harga Rp23.500.