Trubus.id-Pekebun belimbing di Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Sucipto, sumringah lantaran mengalami peningkatan produksi buah. Lazimnya ia menuai 50 kg belimbing per tanaman per tahun. Namun, saat ini ia menuai 100 kg belimbing per tanaman per tahun.
Itu artinya terdapat peningkatan produksi buah sebanyak 100%. Selain itu mutu buah juga ikut meningkat. Buah yang hasil kebun sucipto berukuran jombo. Bobot per buah sekitar 300—350 gram. Kulit buah terlihat kuning terang dan mengilap. Tentu saja kulit buah mulus nyaris tanpa bercak.
Peningkatan produksi dan mutu buah itu merupakan salah satu jerih payah perlakuan perawatan tanaman yang intensif. Ia menabur 416 gram pupuk yang mengandung sulfur dan zink. Sucipto juga menaburkan 416 gram pupuk yang mengandung 17% sulfur dan 50% kalium.
Frekuensi pemberian sekali setahun. Tujuannya mempersiapkan tanaman sebelum pembuahan. Sulfur berperan penting untuk pertumbuhan tanaman dan mencegah terhambatnya pembungaan pada tanaman. Sementara fungsi kalium meningkatkan rasa manis buah.
Sementara kandungan sulfur dan zink menopang pertumbuhan tanaman. Tangkai buah menjadi lebih kuat alias tidak mudah rontok.Sucipto memberikan kedua pupuk itu pada Juli menjelang panen raya yang berlangsung pada September—Desember.
Manfaat lain pemberian pupuk itu yakni peningkatan mutu pada cita rasa dan tekstur buah. Saat digigit daging buah tersa manis dan segar. Padahal sebelumnya belimbing hasil budi daya di kebun Sucipto tidak terlalummanis. Bahkan cenderung hambar dan sedikit masam saat musim hujan.
“Meskipun musim hujan, rasa buah belimbing saat ini tetap manis dan segar,” ujar pekebun di Desa Ngeringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, itu. Keunggulan lainnya masa simpan belimbing relatif panjang. Masa simpan belimbing bertahan hingga 2 pekan.
