Trubus.id— Pemberian pakan pada ikan kerapu harus tepat agar pertumbuhan optimal. Salah satunya adalah tepat ukuran pakan. Pembudidaya kerapu di Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Munawir Darno, mengatakan penting memperhatikan ukuran pakan dengan bukaan mulut ikan.
Contohnya saat 2 pekan setelah tebar mesti memberikan pakan berukuran kurang dari 1 cm agar bisa dimakan. Pakan berupa ikan rucah. Beberapa cara memotong ikan rucah bisa manual menggunakan gunting atau mesin penggilingan.
Munawir menggunakan penggilingan karena relatif praktis dan cepat. “Menggunakan penggilingan bisa 2 kali lebih cepat dibandingkan dengan manual,” kata Munawir. Pengguntingan 300 kg ikan rucah menghabiskan waktu 6 jam, sedangkan menggunakan penggiling cukup 3 jam.
Munawir menggunakan mesin penggiling untuk mencacah ikan rucah agar ukuran sesuai dengan bukaan mulut kerapu. Jika kurang lembut, ia 2—3 kali menggiling ikan rucah. Setelah ikan berumur 4—24 pekan, ukuran potongan rucah lebih besar 1—3 cm karena bukaan mulut ikan membesar.
Bahkan, pada umur 24 pekan ia langsung memberikan ikan rucah tanpa mencacah. Pembudidaya kerapu lainnya Heri Susanto, menggunakan gunting untuk memotong rucah.
“Potongan rucah hasil penggilingan terkadang kurang efisien karena bertekstur terlalu lembek sehingga banyak terbuang,” kata Heri. Pemberian pakan sekali sehari pada pukul 15.00—17.00.
Pembudidaya kerapu tambak lain di Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Sudargomari, mengatakan bahwa ketersediaan pakan rucah melimpah berkah bagi pembudidaya pembesaran kerapu karena harganya yang ekonomis.
Artinya, budidaya kerapu tambak potensial berkembang di wilayah pantai dengan ketersediaan ikan rucah melimpah. Namun, jika harga rucah melambung hingga dua kali lipat, margin pembudidaya tipis bahkan merugi. Begitu pula jarak sumber pakan kian jauh menyebabkan biaya produksi kian meningkat.
