Trubus.id—Dagu bunga anggrek itu berbentuk konus meliuk dan berujung runcing layaknya kuku macan. Itulah yang membuat anggrek Aerides dikenal oleh para hobiis dengan nama lokal anggrek kuku macan.
Peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Destario Metusala berhasil mengidentifikasi spesies baru anggrek kuku macan yang berasal dari utara pulau Sulawesi.
Publikasi itu dimuat pada jurnal Edinburgh Journal of Botany sebagai spesies baru endemik Sulawesi dengan nama Aerides obyrneana. Destario menjelaskan sebelum spesies baru itu ditemukan, terdapat lima Aerides yang tercatat dari Indonesia.
Spesies itu Aerides odorata yang tersebar luas di Sumatra, Jawa, Kalimantan, kepulauan Nusa Tenggara, hingga Sulawesi. A. timorana yang merupakan spesies endemik yang tercatat dari kawasan kepulauan Nusa Tenggara.
Tiga spesies endemik lainnya tercatat berasal dari Sulawesi, yaitu A. huttonii, A. inflexa, dan A. thibautiana. Menurut Desatrio selama ini belum terdapat catatan ilmiah mengenai keberadaan anggrek Aerides dari habitat alami di kawasan Maluku dan Papua.
Ia menjelaskan bahwa spesies baru itu memiliki sosok bunga atraktif dengan kombinasi warna yang langka dalam genusnya. Sepal dan petal berwarna putih keunguan dengan bibir bunga berwarna kuning cerah kehijauan.
Melansir pada laman BRIN Destario menuturkan bawah obyrneana pada spesies baru itu diambil dari nama mendiang Peter O’Byrne, pemerhati anggrek dan penulis berbagai referensi taksonomi anggrek di kawasan Asia Tenggara, khususnya Sulawesi.
Berdasarkan data distribusi saat ini, anggrek Aerides obyrneana dianggap sebagai spesies endemik Sulawesi dengan jangkauan sebaran alami yang terbatas.
Dengan ketersediaan data yang masih terbatas itu, status konservasi spesies baru itu diusulkan pada kategori kritis (Critically Endangered) berdasarkan kriteria IUCN Redlist (International Union for Conservation of Nature).
Kekhawatiran lain datang dari potensi ancaman pengambilan tak terkendali di alam untuk memenuhi permintaan perdagangan komersial. Musababnya anggrek A. obyrneana itu memiliki bunga dengan bentuk bibir bunga dan kombinasi warna unik yang sangat atraktif.
“Maka dari itu, penting adanya kerjasama berbagai pihak, termasuk dari komunitas hobiis, untuk secara bersama-sama melakukan upaya pelestarian berkelanjutan agar perhiasan belantara ini tak kunjung punah,” pungkas Destario.