Sunday, March 26, 2023

Penghalau Lambung Merah

Rekomendasi

Dua belas tahun bergelut dengan mag, Soepadmo memutus derita itu dengan air perasan umbi singkong segar.

 

Ini kebiasaan buruk Soepadmo muda. Di saat anak buahnya menyantap makan siang dan makan malam, pengawas proyek pembangunan di Semarang, Jawa Tengah, pada era 1980-an itu cukup menyeruput segelas kopi sambil mengisap rokok. Pria kelahiran Probolinggo 51 tahun silam itu hanya makan sekali sehari pada pukul 22.00. Dampak pola makan seperti itu baru ia rasakan 6 tahun kemudian.

Pada 1986 ia mulai mengeluh nyeri pada ulu hati setiap kali mencicipi makanan pedas meski jumlahnya sedikit. Soepadmo sering merasa mual, sakit di perut, dada, dan tenggorokan, serta ingin muntah. “Kalau muntah tak ada yang dikeluarkan, kecuali ludah warna putih saja,” katanya.

Kalau sudah begitu Soepadmo hanya bisa berbaring menahan sakit. Pekerjaan pun terbengkalai hingga berhari-hari. Tak kuat menahan derita, ayah 2 anak itu lantas memeriksakan diri ke dokter. Dari gejala yang diderita, dokter mendiagnosis Soepadmo menderita gastritis alias mag.

Untuk mengatasinya ahli medis itu memberi obat mengandung antasid. Hasilnya memang cespleng. Keluhan akibat mag langsung hilang begitu mengonsumsi obat. “Tapi saya menjadi ketergantungan pada obat dokter,” kata Soepadmo. Harap mafhum sejak didiagnosis mag, pemilik bengkel itu tidak mengubah pola makan. Pantas mag kerap kembali menyerang. Akibatnya, “Hampir setiap bulan selama 12 tahun saya berobat ke dokter hanya untuk meredakan mag yang tak kunjung sembuh,” ujar pria yang bermukim di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, itu.

Lambung merah

Menurut dr Zainal Gani di Malang, Jawa Timur, mag merupakan penyakit saluran pencernaan seperti lambung dan usus yang ditandai rasa tidak nyaman, misal sakit di ulu hati, mual, dan kembung. “Mag terbagi 2 jenis, yaitu dispepsia organik dan nonorganik,” katanya. Sebanyak 80% penderita mag adalah penderita dispepsia nonorganik. Penyakit itu ditandai adanya warna kemerahan pada saluran pencernaan seperti lambung.

Dispepsia nonorganik dipicu oleh stres, konsumsi makanan pedas, asam, mengandung alkohol, atau merokok. Gejala yang dirasakan penderita berupa nyeri di ulu hati, mual, dan kembung. Itu karena ketidakseimbangan asam dan basa dalam saluran pencernaan. Asam berlebih naik ke atas mendorong ulu hati hingga membuat nyeri.

Gejala dispepsia organik mirip dengan nonorganik, tetapi kerap disertai muntah hebat. Gejalanya lebih parah karena pada penderita dispepsia organik umumnya terjadi kelainan pada saluran pencernaan seperti tukak lambung, polip, atau kanker pada lambung. Pengobatan dispepsia organik lebih kompleks karena harus mengatasi penyebabnya seperti tukak, polip, atau kanker.

Zainal Gani menduga Soepadmo mengalami dispepsia nonorganik. Untuk mengatasi derita Soepadmo juga mengonsumsi beragam herbal mengatasi mag seperti lidah buaya, teripang, sambiloto, dan temulawak. Namun, keluhan nyeri ulu hati dan lambung tak mau pergi. Setiap bulan ada saja hari-hari Soepadmo bergelut dengan mag. Pantas di mata para kolega ia dikenal sebagai pria sakit-sakitan.

Perasan singkong

Pintu kesembuhan terkuak ketika seorang tetangga mengajak Soepadmo berobat kepada herbalis di Martapura, Kalimantan Selatan, pada 1998. Soepadmo terkejut bukan kepalang ketika sang herbalis memberi resep yang begitu sederhana dan mudah. “Coba atasi dengan minum air perasan umbi singkong segar,” kata Soepadmo menirukan ucapan herbalis.

Soepadmo pun mengambil singkong Manihot esculenta sepanjang 40 cm, lalu memarut, menambahkan 3 gelas air matang, dan memerasnya. Kemudian menyaring bahan itu dengan kain bersih hingga mendapat cairan mirip santan. Soepadmo mengonsumsi air perasan singkong itu 3 kali sehari.

“Dalam 3 hari biasanya mual dan kembung hilang,” kata Soepadmo. Sejak itu setiap kali mag kambuh, penikmat durian itu meminum air perasan umbi singkong sebagai pengganti obat dokter. Itu dilakukan terus-menerus selama dua tahun dan hingga kini ia bebas sama sekali dari sakit lambung merah.

Menurut Daliyem, herbalis di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, terapi dengan air perasan umbi singkong segar hanya cocok untuk mengatasi mag yang dibarengi dengan nyeri di ulu hati. Pada pasien seperti itu biasanya dinding lambung pasien dipenuhi bintik-bintik merah. “Air perasan singkong segar bekerja menghilangkan bintik-bintik itu,” tutur pemilik Klinik Diafragma itu.

Hasil itu sejalan dengan hasil penelitian Nining Pratiwi dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, pada 2008. Mula-mula Nining mengamati kebiasaan warga Desa Cepogo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, mengonsumsi singkong mentah atau meminum saripati air perasan singkong untuk mengatasi mag. Menurut Zainal Gani, masyarakat di daerah tertentu di Pulau Jawa memang memiliki kebiasaan seperti itu.

Nining lalu menguji kemampuan singkong sebagai antiulcer alias antiborok lambung pada 30 tikus putih jantan galur wistar yang telah disuntik aspirin-menyebabkan luka lambung-dengan dosis 135 mg/kg bobot badan (BB). Tiga puluh tikus putih jantan berumur 2-3 bulan berbobot 150-200 g dibagi menjadi 5 kelompok. Satu kelompok menjadi kontrol negatif yang hanya diberi aquades 2,5 ml/200 g BB tikus. Satu kelompok lain menjadi kontrol positif, mengonsumsi sukralfat 90 mg/kg BB tikus. Kelompok III-V mendapat perlakuan pemberian air perasan umbi singkong segar 100%, 50% dan 25%.

Pascaperlakuan Nining membedah lambung dan mengamati perubahan kondisi lambung. Hasil penelitian menunjukkan kondisi lambung tikus kelompok III-V lebih cepat pulih dibanding kontrol. Artinya saripati singkong berkadar 25% hingga berkadar 100% efektif mengatasi mag.

Nining menduga cairan pati kental asal singkong menetralkan asam lambung sehingga nyeri berangsur mereda. Jika mag disertai infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori Zainal Gani menyarankan untuk menambahkan air perasan rimpang kunyit Curcuma zedoaria. Kunyit bersifat antibakteri. Seperti kata Soepadmo, obat mag ternyata mudah dan murah. (Ridha YK, kontributor Trubus di Kalimantan Selatan)


Keterangan Foto :

  1. Umbi sepanjang 40 cm siap parut untuk sekali konsumsi
  2. Dr Zainal Gani, secara tradisional masyarakat diJawa memanfaatkan singkong sebagai obat mag
Previous articleMembelenggu Abses Paru
Next articleKanker Tulang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Mengolah Singkong Menjadi Gula

Trubus.id— Gula cair dapat mudah dibuat dari hidrolisis pati. Sumber pati pun melimpah seperti singkong. Mengapa singkong? Singkong sebagai...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img