Trubus.id— Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan alat pengusir hama burung pipit. Alat itu bernama Memedi Modern (MeMo).
Salah satu mahasiswa yang turut menginisiasi alat pengusir hama, Hanif Nur Wahid, mengatakan ide pembuatan MeMo berawal dari curahan hati Kelompok Tani Sari Makmur Sengir, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Petani mengeluhkan ancaman serangan burung pipit di lahan persawahan yang bisa menurunkan produktivitas padi. Untuk menekan serangan burung pipit itu petani masih menggunakan cara konvensional menggunakan jaring yang disebar di atas lahan persawahan.
“Upaya pengusiran burung dengan cara tersebut tidak sesuai dengan prinsip Integrated Pest Management karena mengakibatkan burung pipit yang terjebak di jaring akan mati. Oleh karena itu, kami menciptakan alat inovatif dan efektif yakni MeMo,” jelas Hanif, dilansir dari laman resmi UGM.
Hanif menjelaskan MeMo memiliki arti Memedi Modern. Memedi di dalam bahasa Jawa berarti sejenis makhluk yang menakutkan sehingga MeMo memiliki arti yaitu alat penakut hama burung pipit yang dimodifikasi dengan sistem modern.
“MeMo dapat beroperasi di lahan sawah dengan otomatis sehingga pengguna dapat lebih diuntungkan. MeMo memiliki material yang berasal dari limbah plastik residu,” jelasnya.
Hanif menjelaskan MeMo terbuat dari limbah plastik kering yang melalui proses pemanasan lalu dibentuk dalam suatu cetakan. Hal tersebut juga menjadi keunikan dari MeMo serta dapat mengurangi permasalahan sampah secara perlahan.
Hanif dan rekan membuat MeMo dengan sumber tenaga yang berasal dari panel surya dengan spesifikasi 100 WP. Panel surya akan digunakan untuk mengisi baterai (aki). Baterai memiliki jenis arus yang searah (DC) sehingga perlu diubah arusnya menjadi arus bolak-balik (AC) dengan menggunakan komponen inverter agar dapat digunakan untuk speaker ultrasonik.
MeMo juga terintegrasi dengan sensor PIR yang bekerja dengan prinsip seperti saklar. Sensor PIR berguna untuk mendeteksi objek yang berada di dekat MeMo, dalam hal ini adalah burung pipit.
“Sensor PIR juga digunakan untuk menghemat penggunaan energi sehingga speaker ultrasonik akan menyala jika terdapat objek di depan sensor PIR,” terangnya.
Mitra pengguna MeMo dari Kelompok Tani Sari Makmur Sengir, Suharno, mengatakan MeMo memiliki desain yang elegan dan material yang tahan terhadap cuaca panas maupun hujan. MeMo juga terbukti ampuh dalam mengusir burung pipit.
“Harapannya MeMo bisa terus dikembangkan agar ke depannya memiliki jangkauan pengusiran hama yang cukup luas sehingga dapat diterapkan dalam skala besar,” paparnya.
Sebagai informasi mahasiswa UGM yang turut mengembangkan MeMo yakni Hanif Nur Wahid (Teknik Pertanian), Hanif Riadi (Teknik Nuklir), Azkal Anas Ilmawan (Teknik Nuklir), Devi Fitriana (Teknik Elektro), Adinda Putri Romadhon (Teknologi Informasi).
Dalam pengembangan MeMo, mereka dibantu oleh Andri Prima Nugroho, S.TP, M.Sc, Ph.D., sebagai dosen pendamping.