Saturday, July 19, 2025

Penyebab Fluktuasi Harga Cabai

Rekomendasi

Trubus.id — Cabai komoditas sayuran strategis yang memengaruhi inflasi. Secara umum, harga cabai bervariasi cukup tinggi pada setiap bulan dalam satu tahun. Fluktuasi harga terjadi karena banyak faktor, seperti momen, cuaca, dan masa panen di daerah sentra.

Pada waktu-waktu tertentu permintaan cabai sangat tinggi yakni pada Syakban, Ramadan, dan Syawal. Permintaan cabai yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan kecukupan pasokan membuat harga di pasar melonjak.

Pun distribusi hasil panen dari pekebun ke konsumen akhir belum efisien. Biaya transportasi distribusi cabai dari daerah sentra ke daerah bukan sentra juga menjadi penyebab tingginya harga.

Soekam Parwadi, pengamat agribisnis, menuturkan, masyarakat Indonesia gemar mengonsumsi cabai segar. Oleh karena itu, pasokan cabai segar harus selalu ada di pasar setiap saat.

“Yang perlu digalakkan adalah menghadirkan cabai segar setiap hari untuk masyarakat,” kata Soekam.

Musababnya, keberadaan cabai tidak bisa digantikan oleh komoditas lain yang sama-sama bercita rasa pedas. Masyarakat tetap membeli berapa pun harganya. Di sisi lain, jika pasokan berlebih, masyarakat tidak lantas berbondong-bondong memborong cabai lantaran konsumsinya terbatas.

Menurut Soekam, pemangku kebijakan semestinya memahami peta kebutuhan cabai yang beredar melalui pasar. Sebagai contoh kebutuhan cabai rawit di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sekitar 145 ton setiap hari.

Jika pasokan kontinu, harga di pasar cenderung stabil. Ketersediaan pasokan secara kontinyu dengan jenis sesuai kebutuhan pasar merupakan nilai mutlak. Soekam menuturkan, pasar induk merupakan pusat pengendali harga karena komunikasi pedagang di pasar induk terjadi setiap menit.

Mereka memantau pergerakan barang mulai dari Cibitung, Tanahtinggi, hingga Kramatjati. Pasar induk merupakan lokasi tempat pedagang menengah hingga kecil membeli cabai. Soekam menuturkan, kantong-kantong penyedia pasokan cabai selayaknya ditambah.

Lokasi kebun tak melulu dekat dengan target pasar. Sebagai contoh untuk target Jabodetabek tak harus membuka kebun di Jabodetabek. “Perluasan kebun cabai bisa di daerah mana saja, asalkan budidaya dan transportasi dilakukan dengan benar,” ujar Soekam.

Di dalam perniagaan cabai, hukum ekonomi tetap berlaku. Permintaan pasar yang lebih tinggi daripada kemampuan produksi memengaruhi harga. Belum lagi budidaya cabai di berbagai daerah tidak sama. Ada yang mempertahankan cara konvensional dan ada pula yang modern.

Penurunan pasokan cabai bisa disebabkan oleh menurunnya produksi di kawasan sentra. Lazimnya, ketika kemarau, produksi cabai di dataran tinggi ataupun tadah hujan mengalami penurunan.

Pasokan cabai di sana justru melimpah saat musim hujan karena para pekebun beramai-ramai menanam. Saat kemarau serangan virus kuning mengintai. Pekebun bukan cuma terancam mengalami penurunan hasil, melainkan bisa gagal panen.

Artikel Terbaru

Membuat Bawang Hitam di Rumah

Trubus.id-Ir. Sukrianto, M.A., merasa tubuhnya lebih bugar sejak rutin mengonsumsi bawang hitam. “Sekarang jadi jarang kena flu,” ujarnya. Ia mulai...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img