Trubus.id — Tanaman leci berbuah optimal dambaan bagi semua pekebun leci. Untuk mewujudkannya, pekebun bisa menerapkan pola perawatan tanaman seperti berikut.
Pemupukan yang tepat menjadi salah satu kunci sukses berkebun leci. Pekebun dapat membenamkan 30 kg pupuk kandang pada setiap pohon di awal penanaman. Dilanjutkan dengan pemupukan rutin setiap 6 bulan dengan 5 kg NPK 16:16:16 dan 50 kg pupuk kandang asal kotoran ayam per pohon.
Pupuk kimia disemprotkan ke permukaan daun tanaman. Dosis itu untuk masa pertumbuhan vegetatif tanaman. Setelah memasuki umur produksi, jenis pupuk dan frekuensi pemupukan diubah. Sebulan sebelum masa berbunga, pekebun perlu menyemprotkan NPK dengan perbandingan P dan K besar, seperti 8:24:24. Tujuannya, merangsang bunga keluar.
Ketika bunga menjadi pentil buah, pupuk NPK diberikan lagi. Akan tetapi, yang digunakan NPK ber-K tinggi, contohnya 13:13:21. Kalium tinggi membuat buah cepat besar dan rasanya lebih manis. Perlakuan itu diulangi 7 hari setelah pemberian pertama.
Perlakuan yang tidak kalah penting adalah penyiraman. Di setiap bedeng diberi pipa-pipa lateral yang menuju ke masing-masing tanaman. Di ujung pipa-pipa itulah terpasang emiter berupa sprinkler yang akan melakukan penyiraman. Penyiraman dilakukan satu kali sehari.
Buah leci matang memiliki aroma nan harum. Itu akan mengundang kelelawar dan tupai datang. Oleh karena itu, pencegahan hama merupakan faktor penting dalam mempertahankan kuantitas dan kualitas buah.
Pekebun bisa mengatasi hewan pengganggu dengan menggantung CD (compact disc) bekas, lampu neon, dan bendera berwarna terang mengkilap. Saat tertiup angin di siang hari, CD yang tergantung di batang memantulkan cahaya kelap-kelip, tupai takut mendekat. Pun suara berisik yang dihasilkan kalau bendera tertiup angin.
Sementara itu, lampu neon memberikan cahaya pada malam hari sehingga kelelawar enggan datang. Perlengkapan itu mulai digantung pada saat pentil buah muncul. Efektivitas ketiganya dalam mengusir kelelawar dan tupai nyaris 100%.
Hama pengganggu lain, ulat yang menyerang pangkal buah. Buah akan busuk sehingga berjatuhan sebelum dipanen. Pekebun bisa mengatasinya dengan menyemprotkan pestisida nabati yang berasal dari larutan air sereh. Frekuensi penyemprotan 7 hari sekali sampai ulat tidak ada lagi.
Setelah panen, lakukan pemangkasan. Dahan-dahan yang saling bersentuhan dipotong sehingga sinar matahari leluasa masuk ke tajuk. Selain itu, pemangkasan rutin membuat tajuk pohon tetap pendek. Bersamaan dengan pemangkasan, pekebun sebaiknya kembali melakukan pemupukan.
Letakkan 50 kg pupuk organik per pohon. Pupuk organik berasal dari molase dan sisa makanan yang sudah difermentasi selama 15 hari. Dengan perawatan seperti itu, setiap tahun pekebun dapat menuai buah yang optimal.