Beras hitam dan merah kaya serat, rendah kalori cocok untuk penderita diabetes mellitus.
Hidup Satemin habis di atas roda. Ia mengangkut pepaya dari Malang, Jawa Timur ke Jakarta. Selama bekerja itu makan tidak teratur, jarang berolahraga, dan sering minum minuman berenergi saat berhenti di warung atau restoran. Kebiasaan berlangsung lebih dari 15 tahun. Akibat gaya hidup itu, dokter mendiagnosis Satemin mengidap diabetes mellitus. “Kadar gula darah saya 343 mg/dl,” ujar ayah 2 anak itu.
Dokter memberikan obat pengontrol gula darah sehingga Satemin dapat beraktivitas sebagai pengemudi. Ia menjadi mudah lapar dan berkemih setiap 2 jam sekali. Perubahan itu sangat menganggu tidur malamnya. Pada 2014 tubuhnya menyerah. Diabetes semakin akut menyebabkan komplikasi paru-paru. Dokter merekemonendasikan warga Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu menggunakan insulin untuk mengontrol gula darah.
Beras hitam
Sejak 2014 Satemin menyuntikkan 24 unit insulin setiap hari. Menurut dokter dan penganjur herbal di Jakarta, dr Ipak Ridmah Rinekawaty MSi, gejala penyakit diabetes di antaranya banyak makan (polifagi), banyak minum (polidipsi), dan banyak berkemih (poliuri). “Pada malam hari, penderita diabetes lebih banyak berkemih,” ujarnya. Ipak mengungkapkan penyebab diabetes antara lain pola hidup tak sehat dan keturunan.
Faktor keturunan peluangnya 1:3 dibanding dengan yang tanpa keturunan. “Namun, yang terpenting adalah pola hidup. Keturunan penderita diabetes harus lebih waspada,” ujarnya. Waspada kalau kadar gula darah diatas 150 mg/dl. Jika kadarnya melebihi 200 mg/dl, pengobatan menjadi wajib. Menurut dokter Ipak obat medis dan herbal memiliki pendekatan berbeda untuk penanganan diabetes.
Obat medis menurunkan kadar gula darah, sementara herbal atau obat tradisional memperbaiki fungsi pankreas.“Pankreas memproduksi insulin yang bertugas mengontrol gula darah. Jika pankreas bermasalah, maka gula darah tidak normal,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu. Pada awal 2015 seorang tetangga menyarankan Satemin mengonsumsi beras hitam dan merah.
Satemin lantas mengonsumsi beras hitam dan merah produksi Pudji Rahardjo di Kecamatan Panjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Mikuwati, istri Satemin, mencampur kedua beras itu dengan perbandingan 1:1, dan menanak seperti biasa. Satemin menyantap nasi itu pada pagi dan sore. Pada siang hari Satemin tidak mengonsumsi nasi, hanya makan buah-buahan.
Selain itu ia juga meminum air seduhan 2 sendok makan beras hitam dalam segelas. Sekali seduh untuk sekali minum. Pola hidup Satemin juga berubah. Ia rutin mengikuti senam terapi untuk melenturkan persendian. Ia meninggalkan lauk-pauk berupa daging berlemak tinggi. Kini ia lebih banyak mengonsumsi tempe, tahu, atau paling banter telur ayam kampung.
Antioksidan
Pada pertengahan 2015—hampir 4 bulan mengonsumsi beras hitam dan merah—kondisi Satemin mulai membaik. Gula darah turun menjadi 180 mg/dl. Lelaki kelahiran Malang 9 September 1960 itu tak lagi menggunakan insulin. Pada awal 2016, kondisi Satemin seperti orang normal pada umumnya. “Sekarang saya siap kembali memegang kemudi truk, tapi istri belum mengizinkan,” ujar Satemin.
Herbalis di Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Yayuk Ambarwulan juga menganjurkan penderita diabetes mengganti nasi putih dengan nasi merah atau hitam. “Nasi merah dan hitam rendah kalori sekaligus tinggi serat, berkebalikan dengan nasi putih,” ujar Yayuk. Penderita diabetes harus mengurangi asupan kalori karena akan diubah menjadi gula,” ujarnya. Serat tinggi juga memperlancar buang air besar.
Ipak menuturkan hal senada. Penderita diabetes wajib menghindari konsumsi makanan berkarbohidrat tinggi. Mengganti nasi putih dengan nasi merah atau hitam adalah langkah yang tepat lantaran karbohidrat lebih sedikit sementara seratnya tinggi. “Makanan berkarbohidrat tinggi di antaranya roti, nasi putih, dan tepung-tepungan. Pisang yang tinggi amilum juga perlu dikurangi karena amilum merupakan gula,” kata Ipak.
Nasi hitam dan merah juga kaya vitamin B yang memperbaiki pencernaan. Pigmen dalam beras merah dan hitam pun bersifat antioksidan alias menahan radikal bebas. Yayuk menyarankan penderita diabetes mengonsumsi nasi setengah dari takaran manusia normal. Penderita diabetes harus hati-hati menakar makanan yang mereka konsumsi. “Jika normalnya bisa mengonsumsi 100 g, penderita diabetes cukup separuhnya,” ujarnya.
Menurut Yayuk cara memasak beras merah dan hitam sebaiknya dikukus atau ditanak seperti zaman dahulu, bukan menggunakan penanak nasi modern atau rice cooker. Selain itu pilih beras hitam dan merah yang kulit arinya masih menempel alias baru pecah kulit. Cirinya beras masih terasa kasar saat disentuh. “Kulit ari menyimpan banyak nutrisi yang dibutuhkan tubuh, sayang kalau dihilangkan hanya demi memperbaiki tekstur nasi,” tutur Yayuk.
Selain pola makan, penderita diabetes juga wajib menjaga pola hidup dengan rajin berolahraga. “Dengan berolahraga, kadar gula darah lebih terkontrol karena tubuh mengubah gula menjadi energi sehingga tidak tersimpan dalam jumlah tinggi di dalam tubuh,” kata Ipak. Beras hitam dan merah cocok bagi penderita diabetes, tetapi harus diimbangi dengan pola hidup yang baik agar tubuh kembali bugar. (Bondan Setyawan)