Seduhan buah peria menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Kadar asam urat Astuti Mashoeri—bukan nama sebenarnya—melambung hingga 10 mg/dl, kadar normal kurang dari 6 mg/dl. Perempuan 53 tahun itu lemas, tubuh panas dingin, nyeri di persendian kaki. “Lutut kaki kiri membengkak sehingga sulit berjalan. Kaki terasa kaku semua,” ujar perempuan kelahiran 15 Mei 1965 itu. Kondisi terparah saat meluruskan kaki kiri ketika salat dan posisi duduk di antara dua sujud.
“Sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Hingga kini takut mendadak kumat jika mengendarai mobil sendirian,” katanya. Itulah sebabnya Astuti memutuskan menemui dokter dan menjalani beberapa tes. Hasil tes laboratorium menunjukkan, kadar asam urat melebihi batas normal, mencapai 10 mg/dl. Adapun kadar asam urat normal pada perempuan 2,6—6 mg/dl dan 3,5—7 mg/dl untuk pria. Bila di atas kisaran itu tergolong hiperurisemia.
Tusuk jarum
Penyebab asam urat sangat beragam. Salah satu pemicu asam urat adalah seringnya mengonsumsi makanan tinggi purin seperti melinjo, jeroan, dan kacang-kacangan. Selain faktor makanan, pemicu lainnya adalah keturunan, gangguan ginjal, dan kelebihan bobot badan. Camilan kegemaran pegawai negeri sipil itu berupa emping—terbuat dari melinjo— yang gurih.
Beberapa saat setelah menyantap menu favoritnya itu ia nyeri luar biasa di kedua lutut. Ia merasakan seperti ribuan jarum menusuk-nusuk kakinya saat berjalan. Itulah sebabnya Astuti kerap kali harus berhenti beberapa kali hanya untuk sedikit meredakan nyeri ketika berjalan dari kamar tidur menuju kamar mandi. Astuti paham, kegemaran menyantap emping menyebabkan kadar asam uratnya naik.
Namun, ia tak tahan “godaan” penganan itu. Kalau sudah begitu ia segera mengonsumsi obat berbahan aktif allopurinol untuk mengurangi derita asam urat. Menurut penelitian dosen Ilmu Keperawatan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Amatus Yudi Ismanto, dalam 100 g emping melinjo mengandung 50—150 mg purin. Mengonsumsi emping melinjo dan daun singkong bisa mengakibatkan penimbunan asam urat.
Dampak konsumsi emping atau penganan tinggi purin maka asam urat menumpuk di persendian. Sendi yang biasa terkena lazimnya tidak simetris atau hanya terdiri dari satu sisi. Gejala klinis asam urat meliputi gejala ringan sampai berat. Persendian yang terserang akan terasa panas, nyeri, dan meradang.
Buah peria
Sebetulnya tubuh memerlukan asam urat untuk membentuk inti-inti sel. Namun, kebutuhan tubuh hanya sedikit, sisanya dikeluarkan melalui usus (30%) dan ginjal (70%). Tingginya kadar asam urat dalam darah karena sintesis asam urat berlebih, sedangkan ekskresi di ginjal sedikit. Asam urat berlebih itu berpadu dengan natrium membentuk kristal natrium urat pada jaringan lunak persendian.
Terbentuklah endapan disebut topus. Akibatnya terjadi peradangan–biasa disebut arthritis gout–akut yang ditandai rasa nyeri di persendian seperti pada lutut, jari tangan, jari kaki, dan pergelangan tangan.
Selain menggunakan obat konvensional seperti allopurinol atau probenesid sejatinya di Indonesia banyak tanaman berkhasiat yang lebih aman untuk penyembuhan asam urat, salah satunya peria.
Sayuran buah anggota famili Cucurbitaceae itu terbukti secara ilmiah berkhasiat antiasam urat. Hasil penelitian dosen Ilmu Keperawatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Gresty Masi, pengaruh sari air peria Momordica charantia terhadap kadar asam urat darah pada tikus putih. Selama penelitian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak melakukan diet rendah purin.
Setelah pemberian air rebusan peria, dari 15 responden dalam kelompok eksperimen, kadar asam urat 11 orang turun. Namun, kadar asam urat 4 orang lainnya meningkat. Adapun kadar asam urat 7 responden dalam kelompok kontrol turun dan 8 orang lainnya mengalami peningkatan. Artinya jumlah responden yang mengalami penurunan kadar asam urat lebih banyak pada kelompok eksperimen yang mengonsumsi air rebusan peria.
Buah peria layak dijadikan sebagai penurun kadar asam urat darah. Kandungan steroid saponin yang dikenal sebagai karantin, peptida menyerupai insulin, dan alkaloid memegang peranan penting. Senyawa aktif itu diduga meningkatkan pembentukan sel-sel beta atau memulihkan sel-sel beta yang rusak sebagian.
Buah muda kaya vitamin C, vitamin A, fosfor, dan zat besi. Tak heran ia mampu menangkal radikal bebas penyebab penyakit degeneratif. Beberapa senyawa flavonoid dan alkaloida menghambat kerja xantin oksidase sehingga pembentukan asam urat dalam tubuh pun turut terhambat. Menurut pegiat herbal di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Agus Irwanto, peria memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Untuk memperoleh khasiat peria, Agus menyarankan untuk memotong buah menjadi tiga bagian, cuci bersih, dan rebus dengan 2 gelas air hingga mendidih. Setelah dingin, saring air rebusan lalu minum 2—3 kali sehari. Kerabat mentimun itu mengontrol asam urat dalam darah sekaligus gula darah. (Tiffani Dias Anggraeni)