Trubus.id— Meski tidak sekuat kayu jati, sengon salah satu kayu yang banyak diminati pasar dalam dan luar negeri. Dr. Istie S. Rahayu, S.Hut., M.Si., bisa meningkatkan kualitas kayu sengon berumur 5 tahun.
“Kami menggunakan nano silika yang berasal dari batang bambu betung,” tutur peneliti dari Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB), itu.
Perbaikan kualitas kayu sengon perlu dilakukan karena mayoritas masyarakat menanam Paraserianthes falcataria. Sayangnya, kualitas sengon masih kalah dengan kayu lain seperti jati.
Menurut Istie meski tak bisa menyamai kayu jati, kerapatan dan kekuatan kayu sengon bisa ditingkatkan dengan teknologi impregnasi. Impregnasi merupakan metode peningkatan kualitas kayu dengan cara memasukkan bahan kimia ke dalam kayu atau mengubah sifat kayu pada dinding sel.
Istie memasukkan nano silika bambu betung ke batang sengon. Keruan saja melalui pelarutan dalam mono ethylene glycol (MEG). Menurut Istie silika merupakan mineral yang mampu meningkatkan kekerasan dan kerapatan kayu plus bersifat antijamur dan antirayap.
“Silika banyak terdapat di bambu betung, sehingga kami ekstrak dari sana,” kata Istie.
Ia mengubah ukuran ekstrak silika menjadi nano agar bisa masuk ke dinding sel kayu sengon. Istie dan tim antara lain L.H. Zaini, D. Nandika, I Wayan Darmawan, E. Prihatini, dan R. Agustian meriset dengan empat perlakuan plus satu kontrol.
Perlakuan pertama MEG tanpa silika, kedua MEG plus silika 0,5%, ketiga MEG silika 0,75%, dan keempat MEG dan silika 1%. Impregnasi dimulai dengan proses vakum serta dilanjutkan pemberian tekanan dan polimerisasi.
Dengan impregnasi nano silika dari batang bambu betung, nilai persentase penambahan bobot atau weight percent gain (WPG) kayu sengon meningkat. “Kerapatan, kepadatan, dan kekerasan kayu sengon juga meningkat,” jelasnya.
Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan MEG plus nano silika 1%. Pada perlakuan itu, WPG meningkat 73,55%, koefisien anti swelling efficiency (ASE) meningkat 58,13%, penyerapan air atau water uptake (WU) terendah yaitu 48,69%, bulking effect tertinggi 12,9 % dan, kepadatan (density) tertinggi 0,43 g per cm³.
Tak hanya itu, perlakuan impregnasi terbukti meningkatkan mortalitas atau angka kematian serta menurunkan persentase kehilangan bobot pada pengujian rayap kayu kering, rayap tanah, dan uji lapangan kayu sengon.
“Perlakuan itu juga meningkatkan kelas kuat kayu sengon yang semula berada pada kelas kuat IV—V menjadi kelas kuat III,” tutur sekretaris Departemen Hasil Hutan itu. Hal itu menunjukkan nano silika bambu betung ampuh meningkatkan kualitas kayu sengon.