Trubus.id-Mangga dengan tampilan kulit jingga merona memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen. Warna kulit buah yang seronok membuat konsumen tertarik membeli. Seolah dari tampilan luar saja menggiurkan, pasti konsumen beranggapan rasanya juga tidak kalah menarik.
Harga mangga dengan tampilan kulit yang cantik tentu saja berbeda dengan mangga biasa. Sebagi contoh mangga agrigardina dan garifta. Keduanya merupakan jenis mangga berkulit merah. namun, apabila perawatan kurang tepat warna merah pada kulit yang dihasilkan tidak merona.
Tampilan merah juga tidak merata pada keseluruhan kulit buah. Hal itu menyebabkan konsumen kurang berminat untuk membeli. Harga mangga agrigardina dan garifta dengan kualitas super dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan kualitas nonsuper. Apabila pekebun berhasil mencetak mengga dengan tampilan seperti itu, pendapatan pasti akan melonjak 2 hingga 3 kali lipat. Apa rahasianya?
Salah satu pekebun di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Warsono Adi Wijaya, mampu mencetak mangga dengan warna kulit yang cantik. Dengan perawatan khusus Warsono mampu “memerahkan” kulit mangga agrigardina dan garifta. Warsono mengebunkan mangga pada lahan seluas 3.500 m2 .
Total jenderal dalam kebun itu terdapat 500 pohon mangga. Jenis agrigardina sebanyak 250 tanaman, sementara garifta sisanya 250 tanaman. Warsono memanfaatkan mulsa selama masa budi daya. Menurut Warsono satu gulung mulsa cukup untuk 120 guludan.
Ia menggunakan sistem tanam tumpang sari tumpang sari dengan cabai. Jarak tanam yang digunakan rapat 2,5 m x 2,5 m. Menurut Warsono pekebun yang telanjur menanam bibit pun masih dapat memanfaatkan mulsa plastik. Warsono menuturkan, mulsa berfungsi mencegah pertumbuhan gulma.
Fotosintesis
Menurut dosen agroteknologi di Universitas Lampung, Ir. Kus Hendarto, M.S., warna perak pada permukaan mulsa bagian atas memantulkan kembali radiasi sinar matahari. Dampaknya fotosintesis tanaman meningkat sehingga ukuran dan warna buah maksimal.
Adapun warna hitam pada permukaan bawah mulsa mengurangi radiasi matahari yang diteruskan ke dalam tanah menjadi kecil bahkan nol. Hasilnya suhu tanah tetap rendah alias lembap sehingga memberikan hasil yang baik bagi tanaman. Pekebun juga memberikan hormon pertumbuhan yang mengandung kalium fosfat untuk menyeragamkan waktu pembungaan.
Dosis untuk agrigardina 5 ml/liter, sedangkan garifta 7 ml/liter. Aplikasi hormon diberikan dengan cara kocor. Selanjutnya pekebun menyeleksi buah. Mereka mempertahankan 50% buah terbaik supaya perkembangan buah optimal. Seleksi dilakukan saat buah berukuran satu jempol kaki manusia.
Pembungkusan buah dilakukan untuk memaksimalkan pertumbuhan serta menghindari serangan hama. Upaya itu mampu menghasilkan mangga berwarna merah merata dan ukuran yang proporsional. pun terwujud. Indikator buah bermutu antara lain warna kulit merah dan berbobot 350—500 gram per buah (garifta) atau 150 gram (agrigardina).
Tanaman agrigardina biasanya berbuah serentak pada November. Produksi per tanaman rata-rata 10 kg dan semuanya berkulit merah. Cita rasa kedua jenis mangga merah itu perpaduan manis-masam yang menyegarkan. Menurut pekebun mangga di Subang, Ikhwan, kulit mangga sangat berpengaruh pada kualitas mangga.
Konsumen rata-rata menyukai mangga merah dengan kulit mulus dan warna merata, bukan hanya semburat. Penampilan mangga yang sempurna sangat menguntungkan pekebun. Selain harga tinggi, pekebun tak perlu memberikan kompensasi kepada pembeli akibat buah yang dipanen kurang sempurna.
Jika mangga yang dipanen berkualitas buruk, berlakusistem tambahan. Setiap pembelian 1 kg, pekebun memberikan 1 mangga. Bayangkan jika penjualan 100 kg, pekebun memberikan 100 buah cuma-cuma. Maka dari itu upaya mencetak mangga berkualitas penting untuk dilakukan. Tujuannya supaya pekebun tidak menanggung kerugian tetapi memperoleh keuntungan yang lebih tinggi.