Sunday, March 19, 2023

Perubahan Besar Terjadi pada Sektor Pertanian

Rekomendasi

Trubus.id — Terdapat perubahan besar pada sektor pangan dan pertanian dalam sepuluh tahun terakhir dan sepuluh tahun ke depan. Perubahan-perubahan ini perlu kiranya menjadi pertimbangan dalam menyusun strategi baru untuk meningkatkan ketahanan pangan bagi setiap negara.

Menurut Prof. Dr. Ir. Sri Rahardjo, M.Sc, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM, ada lima hal yang perlu disoroti terkait pangan dan pertanian. Pertama, kondisi iklim yang polanya semakin sulit untuk diperkirakan dan ekstrem, serta serangan hama dan penyakit yang makin ganas. 

Kedua, peningkatan proporsi penduduk yang usia lanjut dan konsumen pangan yang semakin peduli terhadap pengaruhnya bagi kesehatan dirinya, serta adanya tuntutan kebutuhan pangan yang makin spesifik bagi individu. 

Ketiga, peningkatan penghasilan penduduk yang membutuhkan penyediaan pangan yang makin beragam dan layanan penyajian makanan yang harus menyesuaikan tuntutan gaya hidup yang beragam.

Keempat, pemasaran dan distribusi pangan yang makin luas menembus batas-batas negara di satu sisi membuka peluang pangsa pasar baru bagi produk tertentu, tetapi di sisi lain juga menimbulkan kompetisi yang makin ketat dengan produk yang sudah ada. 

Kelima, terganggunya rantai pasok bahan baku pupuk dan produksi serealia akibat konflik antarnegara yang masih berlangsung.

“Yang menjadi tantangan sekarang dan ke depan adalah bagaimana menghasilkan pangan yang cukup dan beragam untuk memenuhi kebutuhan terutama di Indonesia yang jumlah penduduknya besar dan terus meningkat,” jelas Sri Rahardjo, melansir dari laman Universitas Gadjah Mada.

Apalagi, daya dukung sumber daya alam yang tersedia cenderung semakin berkurang atau menipis. Selain itu, penggunaan sumber daya air yang sudah terlalu besar dan kondisi ini acap kali diabaikan. Pun soal pencemaran air yang meluas dan emisi gas rumah kaca.

Untuk itu, menurut Sri Rahardjo, konsep alternatif yang dapat ditempuh untuk mencapai tingkat kedaulatan pangan yang semakin mantap dan berkelanjutan (sustainable) ke depan antara lain dengan memanfaatkan lahan marginal dan lahan tidur untuk pertanian produktif, meningkatkan produktivitas hasil pertanian, serta meningkatkan penyediaan pangan sepanjang rantai pasok yang aman.

Selain itu, meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, mengubah pola konsumsi makanan ke arah yang lebih menyehatkan, serta mengurangi kehilangan hasil pertanian dan mengurangi jumlah makanan yang berakhir menjadi limbah.

“Dengan cara alternatif tersebut, diperkirakan dapat meningkatkan ketersediaan pangan hingga 100 persen dengan tetap menjaga dampaknya bagi lingkungan yang minimal,” tutur Sri Rahardjo.

Namun, upaya meningkatkan produksi pangan jika tidak dikelola dengan benar, dapat berdampak memberikan beban yang semakin buruk pada lingkungan.

Kegiatan produksi pangan mulai dari on farm sampai dengan proses pengolahan oleh industri dan distribusinya menimbulkan emisi gas rumah kaca dan membutuhkan ketersediaan air bersih, serta penggunaan energi yang jumlahnya semakin besar.

“Panjangnya rantai produksi dan distribusi pangan yang belum didukung dengan infrastruktur yang memadai dan pengelolaan rantai pasok yang belum efisien berakibat terjadinya food loss maupun food waste yang cukup signifikan,” paparnya.

Tentu hal ini bukan saja berdampak menambah beban berat bagi lingkungan, melainkan juga membuat harga jual komoditas pangan tidak dapat bersaing.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Kontroversi Memelihara Anjing

Trubus.id — Bolehkah umat muslim memelihara anjing? Banyak yang berbeda pendapat mengenai hal ini. Sejatinya Al Quran tak melarang. Justru...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img