Trubus.id–Warga Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta tak perlu bepergian jauh untuk sekadar menikmati atmosfer khas hutan hujan tropis. Pergi saja ke wahana Dunia Air Tawar, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Kota Jakarta Timur.
Di sana terdapat taman mungil bernama River Bank yang kental dengan nuansa alam. Serupa dengan namanya, di taman itu terdapat sungai yang berisi air nan jernih.
Air mengalir dari hulu hingga hilir menyusuri bebatuan. Suaranya yang bergemericik halus menghadirkan suasana damai. Sungai sepanjang 27 m itu beralur meliuk sehingga memberikan kesan atraktif.
Di dalam sungai terdapat ikan endemik Indonesia yakni ikan tor soro, tawes kumpay, dan kaviat albino. Lantaran berair jernih maka ikan yang berenang di dalamnya pun terlihat jelas dari permukaan.
Sebuah jalan setapak di sisi sungai menjadi jalur bagi pengunjung untuk menikmati keindahan taman. Pengunjung dapat meniti jalan setapak itu menuju hulu sungai hingga menjumpai jembatan, air terjun, dan gua.
Warna-warna hijau segar hadir dari ratusan daun philodendron, homalomena, anthurium, begonia, dan pakis. Ada pula anggrek, bromelia, kantong semar, dan tilansia.
Setiap tanaman tertata apik sehingga memanjakan mata. Ada yang ditanam menyelimuti dinding, menghampar dekat sungai, dan menggantung di ranting. Taman itu berada di dalam ruangan sehingga pengunjung tak perlu khawatir panas maupun hujan.
Menurut Direktur Operasional Jagat Satwa Nusantara, TMII, Muhammad Fardhan Khan, semula lokasi River Bank di area tertutup sehingga sinar matahari terhalang. Tim Jagat Satwa Nusantara lantas menyulap ruangan sedemikian rupa sehingga tanaman dan satwa di dalam ruangan dapat tumbuh sentosa.
Fardhan menuturkan, tanaman membutuhkan sinar matahari, air, dan udara untuk kelangsungan hidupnya. Oleh sebab itu, Tim Jagat Satwa Nusantara mengganti atap dengan polikarbonat twinlite berketebalan 16 mm. Adapun lantai ruangan beralaskan beton.
Tanaman yang menyelimuti dinding ditanam dengan metode vertical garden. Dinding berlapiskan membran geotekstil tempat kantong tanam berada untuk meletakkan rock wool sebagai media tanam.
Kain geotekstil banyak menyimpan air dan tahan lama, sedangkan rock wool efisien menyerap air. Tanaman mendapatkan pasokan air dari penyiraman (misting dan dropping) yang dilakukan secara otomatis.
Fardhan menuturkan, penyiraman 8 kali sehari dengan durasi 5—7 menit sekali siram. Sementara jadwal pemupukan setiap 3 bulan. Pemberian pupuk yang mengandung unsur makro dan mikro itu bersamaan dengan penyiraman.
“Kami memiliki divisi hortikultura berisi tenaga profesional yang bertugas memantau kondisi ruangan maupun ikan dan tanaman setiap hari,” kata Fardhan.
Kehadiran taman dinding merupakan sebuah persembahan bagi lingkungan. Tanaman dapat melembutkan iklim dengan memberikan naungan dari sinar matahari, memodifikasi suhu, menambah kelembapan udara, serta menahan angin.
Suhu di dalam ruangan senantiasa dipertahankan pada 24—26°C, sedangkan kelembapan udara 70—80%. Taman dalam ruangan itu juga dilengkapi 2 pendingin ruangan dan 3 cell deck. Kedua alat itu berfungsi menjaga suhu dan kelembapan di taman.
Lebih lanjut Fardhan mengatakan, Jagat Satwa Nusantara merupakan konsep dari lembaga konservasi di TMII. Dunia Air Tawar merupakan salah satu dari tiga wahana besar yang dikelola oleh Jagat Satwa Nusantra.
Selain Dunia Air Tawar ada Taman Burung, Museum Komodo, dan Taman Reptil. Jagat Satwa Nusantara juga mengelola sebuah unit kecil yakni museum serangga.
“Lembaga konservasi yang kami kelola harus mempunyai pesan-pesan konservasi nusantara. Komitmen kami melakukan konservasi flora dan fauna endemik Indonesia,” kata Fardhan. (Andari Titisari)
 Jakarta tak perlu bepergian jauh untuk sekadar menikmati atmosfer khas hutan hujan tropis. Pergi){kind=link}