Keserasiannya terlihat kala sang pemilik berbusana sama. Gelak tawa pengunjung yang memadati atrium Arjuna di Plasa Simpang Lima, Semarang membahana ketika melihat mereka berlenggak-lenggok bak peragawati. Pantas, bila mereka dianugerahi yang terbaik pada cat fashion show di Pet’s Family Festival, awal Juli 2004.
Aksi panggung Michael pun tak kalah apik. Punggung shih tzu itu berpelana hitam motif bunga warna keemasan. Mukanya yang pesek dan rambut menjuntai ke lantai membuat penampilannya mirip barongsai. Tepuk tangan penonton bergemuruh ketika juri memberi gelar anjing terbaik pada dog fashion show, yang digelar 2 hari seusai cat fashion show.
Fetaro pantas menang di lomba itu. Selain berbusana menarik, persia andalan Andien asal Magelang, Jawa Tengah itu sehat dan jinak. Dengan mengantongi nilai 97,5, ia mengalahkan 7 pesaing lain. “Selain kucing jinak, juga serasi, indah, dan luwes dengan pemiliknya,” kata Yuli, sang juri.
Demikian pula Michael kepunyaan Sofra Salim. Anjing imut itu lincah dan sehat. Dengan berbusana menarik, pantas bila juri memberikan nilai dan menyisihkan 9 rivalnya. “Yang dinilai, anjing sehat dan berbulu rapi. Keserasian dan ketaatan dengan pemiliknya pun mendapat porsi penilaian tinggi,”ujar Lucky, satu di antara tiga juri lomba.
Memikat
Kedua kontes itu salah satu bagian acara pameran satwa kesayangan di kota bersemboyan Atlas itu. Aksi panggung kontestan menarik minat pengunjung pusat pertokoan terkenal itu. Mereka begitu antusias menonton jalannya lomba.
Choki, kucing milik Andien lainnya yang tampil perdana cukup memikat. Persia cokelat kelabu itu serasi dengan mengenakan baju tentara. Pun pemiliknya yang memakai rompi belang hijau putih. Sayang, di mata Yuli, Choki kurang jinak sehingga hanya mengantongi nilai 88,5 dan harus puas di urutan ke-6.
Moneth andalan Tika asal Semarang, Jawa Tengah, tak kalah menawan. Atribut kucing kelabu itu bernuansa merah serasi dengan sang pemilik. Lantaran dinilai kurang atraktif, ia menempati urutan ke-2 dengan nilai 91. Peringkat ke-3 diraih oleh Penny Powernya koleksi Olin yang berbusana gaun pengantin.
Meski kalah, Pajero milik Budi asal Tegal sebenarnya tampil apik. Bukan saja atribut kucing berbulu cokelat muda itu yang menawan. Lenggak-lenggok Budi yang bertubuh gempal di atas pentas memancing gelak tawa penonton. “Demi kucing saya rela, deh. Menang atau kalah yang penting senang,” kata dokter di Tegal itu.
Bergaya
Tak hanya kucing yang beraksi di panggung, penampilan anjing-anjing mungil pun “menyihir” pengunjung. Dog fashion show itu diikuti 10 kontestan yang berasal dari seputaran Semarang. Penampilan peserta amat memukau. Contoh, Alfonso, chihuahua milik Luciana Santoso, sekujur tubuhnya terbalut baju merah kuning. Di atas kepala menyembul topi mungil membuat penampilan anjing itu kian cantik. Sayang, 3 juri tidak memilihnya lantaran kurang lincah di panggung.
Elvis, andalan Sofra Salim tampil trendi. Atribut yang dikenakan shih tzu itu hampir sama dengan Moneth, andalan lain Sofra Salim. Sayang, “Anjing itu kurang atraktif,” kata Lucky. Elvis mendapat gelar runner up. Peringkat ke-3 diberikan kepada Poaci, pomeranian andalan Diana Sari.
Yang menyedot perhatian pengunjung adalah Bebe. Bagaimana tidak, sekujur tubuh siberian husky itu terbalut kaos, celana, dan topi. Tampang sangar berubah kocak ketika sang pemilik memasangkan kaca mata hitam. Spontan, penonton cekikikan melihatnya. “Meski kalah, penonton terhibur dengan penampilan anjing ini,” kata Diana Sari, sang pemilik yang mempersiapkan baju itu seminggu sebelum lomba.
Bergengsi
Selain ajang cantik-cantikan kucing dan anjing, panitia juga menggelar cat show. Sebanyak 20 peserta dari Magelang, Yogyakarta, Semarang, dan Tegal berlomba untuk memperebutkan piala bergengsi dari gubernur Jawa Tengah di berbagai kelas, seperti LO, XLH, dan nonpedigree. Heri Marwanto, juri Indonesian Cat Association (ICA) tampak sibuk menilai peserta.
Juara di kelas Best in LO Kitten diraih Candy Henata TLC milik Yulian Shanty. Persia berumur 7 bulan itu pantas mendapat yang terbaik. Di antara pesaing lain, sosoknya sempurna. “Kepala bulat, ukuran proporsional, dan kombinasi warna bulu seimbang. Persentase nilai tertinggi pada kepala, tubuh, dan bulu yang mencapai 85%, sisanya grooming,” ujar Heri Marwanto pada Trubus seusai acara.
Kemenangan persia itu melengkapi kebahagiaan hobiis yang tinggal di Srondol, Semarang, itu. Soalnya, 5 kucing miliknya yang diikutkan di kontes itu, semuanya menyabet juara. Contohnya Queenta yang menyabet Best LO Kitten dan Seldom Mita di Best XLH Male. Bahkan, Princess Balqist memperoleh predikat Best Non Pedigree Kitten. “Jerih payah menggembleng mereka seminggu sebelum acara tidak sia-sia. Saya begitu bangga,” katanya.
Acara rutin setiap tahun itu juga melombakan balap hamster, kelinci hias, dan kura-kura. Bahkan, ular piton dan boa dipertandingkan. Tidak kurang 12 peserta datang dari Bali, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta menyemarakkan acara. “Ini mungkin pertama kali diselenggarakan. Tujuannya untuk memupus citra semua ular berbahaya. Ular bisa menjadi satwa klangenan,” kata Anna Ekawati, ketua panitia. (Nyuwan SB)