Trubus.id — Metode pascapanen apa yang terbaik untuk kopi? Deden Hidayat, pengolah kopi (prosesor) robusta di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengatakan, teknik pascapanen terbaik harus menyesuaikan dengan preferensi konsumen.
Konsumen menjadi tolok ukur karena dapat menentukan cita rasa kopi dari petani dan prosesor sesuai dengan kebutuhannya. Secara umum, pascapanen kopi atau metode mengolah dari ceri (buah kopi segar) menjadi kopi beras (buah kopi kupas/green beans) dibedakan menjadi dua, yaitu pengolahan kering dan pengolahan basah.
“Kebetulan konsumen banyak meminta kopi dari kebun kami dengan teknik pascapanen natural atau salah satu jenis teknik pengolahan kering,” kata pria berumur 44 tahun itu.
Menurut Taufan Romantika, pengolah kopi di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, idealnya pascapanen kopi memperhatikan permintaan konsumen, cuaca, dan sarana penunjang di sekitar lokasi pengolahan.
Taufan menuturkan, para petani robusta kebanyakan mengolah kering atau natural karena cita rasa yang dihasilkan seimbang. Mereka mengolah dengan teknik basah (full wash) untuk arabika. Tujuannya, mengeluarkan cita rasa buah (fruity) dan mengurangi kafeina.
Taufan belum mengetahui persentase penurunan kafeina. Getah dan lendir yang menempel pada biji kopi salah satu faktor pemicu kafeina tinggi. Pada proses full wash lendir itu dibersihkan.
Menurut Deden, pengolahan natural dimulai dengan merendam ceri petik merah untuk sortasi mutu kopi. Petani akan memisahkan ceri yang mengambang di permukaaan air dan memasukkan ke kelas lebih rendah.
Selanjutnya, petani menjemur ceri hingga berkadar air 11%. Lalu, berapa suhu ideal untuk menjemur kopi? Anda bisa menyimak pembahasan lebih lanjut di Majalah Trubus Edisi 639 Februari 2023. Deden menguraikan tips pengolahan tepat kopi pascapanen agar disukai konsumen.
Majalah Trubus Edisi 639 Februari 2023 mengupas tuntas terkait bisnis kopi robusta premium dari hulu hingga hilir. Dapatkan Majalah Trubus Edisi 639 Februari 2023 di Trubus Online Shop atau hubungi WhatsApp admin pemasaran Majalah Trubus.