Kulit kayu pinus manjur mengendalikan sel kanker serviks.
Kanker serviks penyakit pembunuh perempuan nomor dua di Indonesia setelah kanker payudara. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan pada 2013, prevalensi kanker serviks tertinggi, mencapai 0,8% dari seluruh penduduk Indonesia. Menurut Badan Kesehatan Dunia, setiap tahun terjadi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks di seluruh dunia, 8.000 kasus di antaranya berujung kematian.
Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat Badan Kesehatan Dunia menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia. Setiap tahun terdapat 493.242 perempuan di seluruh dunia terdeteksi kanker serviks dan sebanyak 273.505 perempuan meninggal. Itu berarti setiap hari 700 penderita kanker serviks meninggal.
Herbal
Menurut dokter penganjur herbal di Sleman, Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja, mutasi sel di daerah serviks atau leher rahim memicu kanker serviks. Penyebab munculnya kanker serviks beragam, antara lain karena virus human papiloma (HPV) atau gangguan antibodi di vagina atau rahim. Kanker serviks termasuk penyakit menular seksual (PMS). “Penyakit ini dapat menular oleh virus,” kata dr Sidi.
Secara medis, pengobatan kanker dengan pembedahan, pengangkatan massa kanker, kemoterapi, atau radioterapi. Sayang, pengobatan itu pun tidak menjamin pasien terbebas seluruhnya dari kanker. Peluang sel ganas itu muncul dan berkembang kembali tetap terbuka. Kini beberapa bahan alam atau herbal seperti kulit kayu tusam terbukti menjinakkan kanker serviks sebagaimana riset Khoerotun Nisa’.
Periset dari Departemen Biokimia Institut Pertanian Bogor itu meneliti daya sitotoksisitas ekstrak kulit kayu tusam Pinus merkusii terhadap sel kanker serviks HeLa. Ia menggunakan lapisan dalam dan lapisan luar kulit kayu itu. Ia membersihkan, memotong-motong, lalu mengeringkan kulit pinus itu di bawah sinar matahari. Setelah kering, ia menggiling kulit kayu itu agar halus menjadi serbuk untuk ekstraksi.
Nisa’ melanjutkan dengan uji sitotoksisitas menggunakan sel kanker HeLa secara invitro untuk melihat pengaruh langsung ekstrak terhadap sel kanker. Klasifikasi aktivitas sitotoksik ekstrak terhadap sel kanker dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu sangat toksik jika nilai IC50 <10 mikrogram/ml, toksik (IC50 10—100 mikrogram/ml), dan cukup toksik (IC50 100—500 mikrogram/ml). Pengukuran dan perhitungan menghasilkan nilai IC50 ekstrak air 433,51; etanol 70%, 266,01; aseton, 880,24, dan metanol 408,13 mikrogram/ml.
Nilai IC50 ekstrak etanol 70% yang paling kecil menunjukkan efektivitas tertinggi untuk menghambat sel kanker serviks. Pengamatan dengan mikroskop menunjukkan sel HeLa tanpa perlakuan melekat ke semua bagian permukaan tempat tumbuh dan menempel antarsel serta bentuknya masih tampak jelas. Sementara sel yang diberi perlakuan mengalami penghambatan tumbuh dan terjadi perubahan morfologi sel.
Beberapa sel mengalami penghambatan kurang dari 50% masih tampak seperti sel HeLa tanpa perlakuan dengan sebagian sel mengalami kerusakan. Adapun penghambatan lebih besar dari 50% perubahan morfologi sel sangat terlihat tidak beraturan dan lepas dari permukaan tempat tumbuh maupun antarsel. Sel kanker terdegradasi menjadi bagian kecil seperti mengalami proses apoptosis alias program bunuh diri sel.
Menurut dr Sidi, kulit kayu pinus mengandung antioksidan yang mampu membuat sel mutan pada tubuh yang menyebabkan tumor dan kanker melakukan apoptosis. Ia juga meresepkan kulit kayu tusam atau pinus untuk pengobatan tumor dan kanker. Dosis anjuran dr Sidi 1,5—5 g direbus dalam air sampai terendam seluruhnya. Air rebusan itulah yang dikonsumsi untuk mengatasi kanker serviks. Proses penyembuhan bisa mencapai 18—36 bulan, tergantung kondisi berat atau ringannya penyakit.
Herbalis di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ujang Edi, memanfaatkan bagian lain dari pohon pinus. Ia memanfaatkan getah pinus untuk pengobatan kanker serviks. Ujang Edi menyarankan konsumsi setengah sendok teh getah pohon pinus setiap pagi dan sore untuk menghambat dan mematikan sel kanker serviks. Menurut Ujang getah pinus tidak beracun, tetapi konsumsi berlebihan dapat membahayakan.
Biasanya khasiat getah pinus akan terasa setelah sepekan konsumsi. Ia juga mengombinasikan dengan mahkota bunga mawar dan kenanga. Menurut Ujang Edi bunga mawar dan kenanga berkhasiat membersihkan dan mengeluarkan sel kanker dari dalam tubuh. (Muhammad Awaluddin)