Trubus.id— Tanaman kina memiliki berbagai manfaat. Salah satunya kulit batang kina yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga kebugaran tubuh, melancarkan aliran darah, dan menjaga kesehatan ginjal.
Sayangnya, populasi tanaman kina kini terbatas. Menurut peneliti di Balai Arkeologi Jawa Barat, Lia Nuralia, pada 1900-an terdapat 82 kebun kina di Jawa Barat. Namun, lama kelamaan populasi kina berkurang dan terjadi penurunan produksi.
Apalagi kini kina bukan menjadi komoditas utama di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII. Sementara itu, Manajer Kebun Ciater, PT Perkebunan Nusantara VIII, Ir. Yanyan Cahyana, mengatakan sebelum 2012 kina masih menjadi tanaman komoditas utama.
Areal tanam yang menyusut, populasi tanaman berkurang, dan dirasa tidak menguntungkan menyebabkan kina terlempar sebagai tanaman komoditas utama. Kini perkebunan kina tersisa di Kebun Kina Bukit Tunggul, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Menurut Yanyan dahulu luas Kebun Kina Bukit Tunggul 600 hektare (ha). Sekarang populasi kina hanya tersisa kurang dari 30% dari penanaman awal. “Ada 1.000 batang sudah untung. Tinggal sisa, tidak ada penanaman baru,” kata Yanyan.
Meski begitu pabrik pengolahan Kebun Kina Bukit Tunggul yang berdiri sejak 1912 masih beroperasi hingga kini. Itu satu-satunya pabrik kina tempo dulu yang kini masih bertahan.
Yanyan mengatakan, kapasitas produksi Pabrik Kina Bukit Tunggul hanya sekitar 4 ton K3T saban tahun. Bandingkan dengan kapasitas produksi pabrik kina peninggalan kolonial itu yang mencapai 5—10 ton K3T per bulan di masa kejayaan dahulu.
Saat Trubus berkunjung pada awal Januari 2023 sedang tidak ada produksi di pabrik kina itu. Tersisa tumpukan karung berisi K3T yang siap kirim ke PT Sinkona Indonesia Lestari. PT Sinkona Indonesia Lestari merupakan perusahaan produsen garam kina dan turunannya seperti kuinin hidroklorida (quinine hydrochloride) dan kinidin bisulfat (quinidine bisulfate).
Salah satu tantangan pengembangan kina dalam negeri yakni masa pemeliharaan relatif lama mencapai sekitar 7 tahun. Jadi memerlukan investasi relatif besar. Yanyan mengatakan bahwa kina berpeluang ditumpangsarikan dengan tanaman lain yang tahan naungan seperti kapulaga atau porang.