Karena pot unik itu, palem chamaedorea tampak menarik. Padahal, ia sudah umum menghias meja. “Pot spaghnum itu dikirim ekportir Cina,” ungkap Itoh, kolega yang mendampingi Adi selama di Jepang. Sayangnya, pot cantik itu gampang rusak akibat penyiraman terus-menerus. Moss jadi lapuk dan lama- kelamaan melempem. Daya tariknya pun hilang.
Naluri bisnis Adi secepat kilat muncul. “Bagaimana kalau saya yang mengirim pot sejenis, dijamin tidak mudah rusak?” ujar pria asal Padang itu. Tantangan itu segera diterima Itoh. Adi membeli beberapa pot spaghnum untuk contoh.
Serat kelapa
Tiba di Indonesia, warga Durentiga, Kalibata, Jakarta Selatan, itu mencari bahan yang bisa dibentuk bola dengan daya tahan lama. Pilihan jatuh pada serat sabut kelapa. Contoh serat sabut yang dibentuk serupa bola dikirim ke Jepang. Itoh menyambut baik karya Exotica Prima Nurseri itu karena awet. Pot ramah lingkungan itu tahan hingga 1 tahun tanpa menghambat pertumbuhan tanaman. Sejak Maret lalu, nurseri milik Adi itu mengirim pot bola sabut ke Jepang.
Lain di Jepang lain pula di Thailand. Onny Untung, wartawan Trubus, sempat pula menjumpai pot bola dipajang di Chatuchak, Bangkok. Bedanya, di negeri Gajah Putih itu, pot bola dimanfaatkan sebagai pot gantung. Beberapa tangkai tanaman ditancapkan di pot. Beberapa bulan kemudian tanaman menyelimuti pot.
Adi lantas mencoba memperkenalkan karyanya di tanah air. Pot ditanami aneka jenis tanaman seperti palem chamaedorea dan criptanthus. Ternyata keunikan pot menarik minat konsumen. Inilah cara membuat pot bola itu. (Syah Angkasa)