Trubus.id—Antraknos salah satu penyakit berbahaya bagi tanaman papaya. Alumnus Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), Siti Jahara Nur Amalia menuturkan penyakit yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum gloeosporioides itu menyebabkan kerusakan dan kerugian di lapangan dan pascapanen.
“Penyakit itu dapat menyerang bibit, batang, dan buah,” ujarnya. Namun yang paling rentan terserang yakni pada fase pembibitan. Cendawan itu menyebar dari daun atau kotiledon, lesi ke batang, akhirnya menyebabkan busuk leher serta rebah kecambah (damping off).
Antraknos juga menyerang tanaman ketika berbuah dan panen. Menurut alumnus Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Muhammad Asep Awaludin patogen itu menimbulkan bercak-bercak cokelat kemerahan, basah, kecil, dan bulat pada buah menjelang matang.
Pada waktu buah matang bercak itu membesar dengan cepat, membentuk bercak bulat, dan cokelat kemerahan. Selanjutnya cendawan patogen itu terus berkembang dan membusukkan bagian dalam buah.
Petani dapat menggunakan nabati dari ekstrak tumbuh-tumbuhan untuk mengatasinya. Tanaman yang berpotensi sebagai fungisida nabati salah satunya daun pepaya. Hal itu terbukti dalam penelitan yang dilakukan Asep.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun pepaya berpengaruh nyata menghambat koloni Colletotrichum gloeosporioides, keterjadian penyakit, dan laju perkembangan penyakit antraknos pada buah pepaya.
Ekstrak daun pepaya menghambat pertumbuhan koloni cendawan Colletotrichum gloeosporioides pada 2—7 hari setelah inokulasi.
Daun pepaya muda banyak mengandung zat aktif enzim papain dan alkaloid yang bersifat bakterisida dan fungisida. Oleh sebab itu, ekstrak daun pepaya dapat digunakan sebagai fungisida nabati.