Tuesday, March 4, 2025

Potensi Fly Ash sebagai Bahan Amelioran untuk Pupuk Silika pada Budidaya Bawang Merah di Dataran Tinggi

Rekomendasi

Trubus.id—Fly ash atau bottom ash (FBA) merupakan material sisa dari proses pembakaran batu bara yang berada di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).  Menurut Peneliti Ahli Madya, Pusat Riset Hortikultural (PRHP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ismon pembangkit listrik di Indonesia sebanyak 49% menggunakan batu bara.

Produksi FABA pada 2023 mencapai 11 juta ton. Sekitar 80—90% berupa fly ash. Ia menuturkan untuk mengolah limbah itu perlu usaha yang tinggi. Namun, manfaatnya dapat digunakan bahan amelioran atau bahan pupuk silika.

Menurut Ismon saat ini kandungan silka di lahan sawah atau kering sudah berkurang. Musababnya telah melalui proses desilikasi akibat pelapukan dan pencucian di daerah tropis yang intensif.

“Proses desilikasi ini semakin cepat, petani jarang pengembalian sisa panen atau jerami ke lahan dan tidak ada penambahan pupuk yang bersumber dari pupuk silika. Saat ini tidak ada atau jarang kita dengar dan lihat petani memupuk dengan silika. Namun akhir-akhir ini pupuk silika sudah banyak dijual di pasaran dengan harga yang cukup mahal,” kata Ismon.

Sejatinya penggunaan fly ash untuk pertanian masih minim. Harap mafhum fly ash termasuk limbah B3 dan tidak diizinkan pemanfaatannya. Namun, berdasarkan PP Nomor 22 Tahun 2021 fly ash tidak termasuk lagi sebagai limbah B3. Maka perlu pengkajian pengaruh terhadap perbaikan kualitas tanah dan hasil tanaman.

“Sementara di luar negeri seperti Tiongkok, India, dan jepang sudah lama dimanfaatkan sebagai ameliorant dan sudah diproduksi sebagai zeolite,” tutur Ismo. Lebih lanjut ia menuturkan pada 2023 melalui penelitian rumah program telah melakukan optimalisasi pemanfaatan fly ash sebagai bahan ameliorant.

Hal itu diterapkan untuk sistem budidaya berkelanjutan bawang merah pada dataran tinggi dan lahan gambut. Ia menuturkan rencana penelitian ke depan yakni seputar formulasi bahan organik yang efektif dalam meningkatkan kualitas lahan termasuk di daerah sentra bawang merah.

“Agar bawang merah dapat berproduksi maksimal pada Andisol dibutuhkan pupuk organik yang sangat tinggi berkisar antara 20—70 ton/ha. Pengaruh bahan organik terhadap kesediaan P secara langsung melalui proses mineralisasi dan secara tidak langsung membantu pelepasan P yang terfiksasi. Asam organik dapat melepaskan P yang terikat oleh Al, Fe dan Ca menjadi P tersedia bagi tanaman. P terfiksasi juga dapat dilepaskan melalui reaksi pertukaran dengan ion silikat (Si),” tutur Ismon dilansir pada laman BRIN.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Inovasi Olahan Rumput Laut, Mi Hingga Agar Strip

Trubus.id–Usup Supriatna berhasil mengolah rumput laut menjadi produk inovatif berupa mi rumput laut dan agar strip. Mi rumput laut...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img