Trubus.id—Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian melalui program Brigade Swasembada Pangan.
Pada program itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut bahwa petani milenial berpotensi memeroleh penghasilan Rp10 juta per bulan, bahkan lebih lagi.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch Arief Cahyono, menuturkan, estimasi penghasilan itu sangat memungkinkan untuk diraih oleh para petani muda yang bergabung dalam program Brigade.
Ia menuturkan bahwa Kementan telah melakukan analisis usaha tani secara rinci agar program itu optimal. Arief menjelaskan bahwa setiap Brigade yang terbentuk beranggotakan 15 orang dengan mengelola lahan 200 hektare (ha).
“Mereka akan mengelola lahan selama 5 tahun agar pendapatannya optimal,” ujar Arief di lansir dari laman Kementan.
Lebih lanjut ia menuturkan dengan produktivitas rata-rata 5 ton per ha, potensi produksi mencapai 1.000 ton gabah kering panen (GKP). Asumsi harga gabah Rp6.000 per kilogram, maka total pendapatan kotor Brigade mencapai Rp6 miliar.
“Setelah dikurangi biaya operasional sebesar Rp19 juta per ha atau total Rp3,8 miliar untuk lahan 200 ha, maka perkiraan pendapatan bersih dari budidaya padi ini adalah sebesar Rp2,2 miliar dan nantinya dibagi antara Brigade dan pemilik lahan,” ujar Arief.
Ia menjelaskan program Brigade Swasembada Pangan itu menggunakan skema bagi hasil 70:30. Di mana 70% pendapatan untuk Brigade dan 30% untuk pemilik lahan.
Selain itu, sebagian dari pendapatan Brigade juga disisihkan untuk modal tanam berikutnya agar kegiatan itu berkelanjutan. Ia menyebut potensi penghasilan Rp10 juta per bulan bahkan bisa lebih besar jika pengelolaan secara efisien dan produktif.
“Jika mampu tanam 2–3 kali dalam setahun, hasilnya tentu akan meningkat. Apalagi pemerintah telah menghibahkan alat dan mesin pertanian senilai Rp3 miliar untuk dikelola Brigade selama lima tahun,” jelas Arief.
Menurut Arief kesempatan itu merupakan peluang besar bagi generasi muda yang ingin bergabung. Ia menyebut pendaftaran dapat dilakukan melalui dinas pertanian setempat.
“Pemerintah tidak hanya memberikan hibah alat dan mesin pertanian (alsintan), tetapi juga menyediakan pendampingan teknis serta benih padi unggul,” ujarnya.
Ia menuturkan bahwa pemerintah telah memetakan wilayah dan lahan sawah yang dapat digarap oleh generasi muda. Terdapat 12 provinsi yang memiliki lahan yang masih dapat dioptimalkan.