Trubus.id—Semanggi menjadi salah satu bahan baku kuliner pecel semanggi khas Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Tidak hanya lezat, semanggi juga berkhasiat.
Semanggi Marsilea crenata berpotensi menangani gangguan kesehatan berupa osteoporosis. Hal itu berdasarkan riset Agnis Pondineka Ria Aditama dan rekan dari Akademi Farmasi Jember, Jawa Timur.
Agnis dan rekan membuktikan bahwa semanggi mengandung senyawa fitoestrogen yang mampu meningkatkan jumlah sel osteoblas pada tulang. Osteoblas merupakan sel yang berperan penting dalam pembentukan dan perkembangan tulang.
Para periset membuktikan melalui uji praklinis bahwa semanggi dapat memicu produksi sel yang berperan penting dalam membentuk tulang baru selama masa pertumbuhan maupun penyembuhan patah tulang.
Pada riset itu, Agnis dan rekan melibatkan mencit jantan yang mengalami osteoporosis setelah pemberian deksametason. Mereka lantas mengamati peningkatan jumlah sel osteoblas melalui pemeriksaan histomorfometri.
Pemeriksaan dilakukan menggunakan pewarnaan hematoksilin eosin (HE) pada tulang trabekular vertebra dan femur mencit. Semua satwa pengerat itu mengonsumsi deksametason per oral sebanyak 0,0029 mg/20 BW per hari. Pemberikan dilakukan selama 28 hari.
Deksametason merupakan zat sintetis dari kelompok kortikosteroid dengan kandungan glukokortikoid tinggi. Penggunaan glukokortikoid dalam waktu lama menyebabkan pembentukan tulang terhambat.
Agnis dan rekan mengekstraksi semanggi sebanyak 30 mg dengan 96% etanol sebanyak 500 ml menggunakan metode Ultrasonic Assisted Extraction (UAE) selama 2 menit. Mereka membagi hewan uji menjadi enam kelompok.
Kelompok pertama mendapat pemberian suspensi alendronat sebanyak 0,026 mg/20 gram bobot badan sebagai kontrol positif. Alendronate merupakan obat yang kerap digunakan untuk menangani osteoporosis.
Kelompok kedua yaitu pemberian suspens CMC-Na sebagai kelompok kontrol negatif. Sementara kelompok ketiga merupakan kelompok perlakuan I (PI) dengan dosis ekstrak etanol semanggi 1,2 mg/20 gram bobot badan.
Kelompok keempat (PII) dengan dosis 2,4 mg/20 gram bobot badan; kelompok kelima (PIII) dengan 4,8 mg/20 gram bobot badan; dan kelompok keenam (PIV) dengan 9,6 mg/20 gram bobot badan.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemberian alendronat pada kelompok kontrol positif mampu meningkatkan jumlah sel osteoblas pada tulang trabekular femur dan vertebra lebih banyak daripada kontrol negatif.
Begitupula pada kelompok PI, PII, PIII, dan PIV dengan 96% ekstrak etanol daun semanggi. Pemberian ekstrak etanol pada PI menunjukkan efek farmakologis dalam meningkatkan jumlah sel osteoblas dalam tulang trabekular femur, tetapi tidak memberikan efek farmakologis pada tulang trabekular vertebra.
Adapun pemberian ekstrak etanol pada kelompok PII, PIII, dan PIV menunjukkan peningkatan jumlah sel osteoblas pada tulang trabekular vertebra dan femur.
Pemberian ekstrak etanol 9,6 mg/20 gram bobot badan pada PIV mampu meningkatkan jumlah sel osteoblas tulang trabekular femur yang paling tinggi sebesar 224,60, sedangkan pengukuran trabekular vertebra sebesar 540,11. \
Hasil perhitungan effective dose (ED50) dari ekstrak etanol 96% daun semanggi menunjukkan bahwa pada dosis 2,878 mg dapat meningkatkan jumlah sel osteoblas pada tulang trabekular vertebra, sedangkan pada dosis 1,908 mg pada tulang trabekular femur.