Trubus.id–Usaha bandeng presto menjadi ladang penghasilan bagi Cain Nul Karim. Bisnis di bawah bendera rumah produksi Isra Food itu memproduksi 3—3,5 ton bandeng presto saban bulan.
Cain menuturkan volume produksi itu digunakan untuk melayani permintaan katering dan pengulak (reseller). Ia rutin mengirim 2,5 ton bandeng presto untuk memenuhi permintaan katering dari pabrik maupun pesantren.
Sisanya sebanyak 500 kg untuk melayani kebutuhan pengulak, penjual sayur, dan penjualan daring. Ia mengemas bandeng presto dalam kemasan plastik berisi 20 ekor bandeng untuk pasar katering.
Sementara untuk pasar pengulak, penjual sayur, dan penjualan daring, ia mengemas bandeng presto dalam dua kemasan. Kemasan pertama berisi 2 ekor bandeng presto, sedangkan kemasan kedua berisi 3 ekor.
Produsen bandeng presto di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, itu dapat meraup penghasilan sekitar Rp90 juta—Rp100 juta. Ia bekerja sama dengan 3 mitra tetap petambak bandeng di Karawang untuk memproduksi bandeng presto.
Setiap petambak mengirim bandeng sesuai kapasitas produksi. Namun, Cain seringkali menghadapi kesulitan bahan baku bandeng saat musim panen sudah usai di Karawang.
Oleh sebab itu, ia mendatangkan bandeng dari luar kota seperti Lamongan (Jawa Timur) dan Jakarta. Isra Food juga telah membuka peluang kerja bagi warga lokal, terutama wanita paruh baya sehingga mereka mampu berdaya dengan memiliki penghasilan sendiri.
Isra Food juga membuka kesempatan bagi pelajar sekolah menengah kejuruan untuk magang. Para pelajar itu dapat mempelajari proses produksi bandeng mulai dari pemilihan ikan hingga pengemasan.
Anda dapat membaca selengkapnya pada Majalah Trubusedisi September 2024. Akses pembelian majalah pada google playbook(klik di sini) yang mengupas tuntas mengenai Peluang Besar UMKM Pertanian Indonesia.
