Thursday, March 6, 2025

Produksi Biji Kakao di Indonesia untuk Penuhi Kebutuhan Pasar Ekspor

Rekomendasi

Trubus.id — Produksi biji kakao Indonesia sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor ke Malaysia, Amerika Serikat, India, Tiongkok, dan Belanda. Badan Pusat Statistik merilis volume ekspor 354.880 ton senilai US$1,12 miliar pada 2017. Total ekspor meningkat 7,31% menjadi 380.830 ton pada 2018.

Adapun pada 2019 volume ekspor turun menjadi 358.480 ton senilai US$ 1,20 miliar. Lantas naik menjadi 377.850 ton senilai US$ 1,24 miliar pada 2020. Data pada 2020 menunjukkan 716.600 ton biji kakao alias 99,44% berasal dari perkebunan rakyat, sisanya 308.000 ton dari perkebunan besar swasta dan 98.000 ton berasal dari perkebunan besar negara.

Menurut Fakhrusy Zakariyya, S.P., M.Sc., peneliti di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka), produktivitas kebun kakao Indonesia masih di bawah standar yakni kurang dari 1 ton per hektare.

Idealnya, produktivitas kebun kakao 2–3 ton per hektare per tahun dengan menerapkan kaidah good agriculture proceses (GAP). Fakta di lapangan, mayoritas kebun kakao Indonesia milik rakyat sehingga diseminasi teknologi belum merata. Selain itu, penguatan lembaga tani yang mendorong kesadaran masyarakat menanam kakao belum solid.

“Perubahan iklim global juga berpengaruh terhadap penurunan produksi. Sebagai contoh intensitas hujan tinggi mengakibatkan serangan busuk buah kakao menjalar masif,” kata Fakhrusy.

Sebaliknya, ketika musim kemarau, risiko kekeringan menjadi momok pekebun. Belum lagi ancaman degradasi lahan karena penanaman komoditas lain, penurunan kualitas tanah, tananan yang menua, dan regenerasi pekebun kakao yang lamban.

Menurut Fakhrusy, upaya peningkatan produksi kakao bisa ditempuh dengan penerapan GAP yang optimal. Pekebun harus memperhatikan varietas, pemangkasan, pemupukan, dan peremajaan dengan mengusahakan kebun kakao sesuai kaidah budidaya.

Jika menghendaki penanaman kakao secara organik, perlu dipelajari lebih detail pengaruhnya terhadap produksi. Pekebun harus siap terhadap kemungkinan seragan hama dan penyakit yang harus dikendalikan cepat dan tepat. Selain itu, pemberian nutrisi alami tentu akan lebih sering dengan dosis tinggi.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Potensi Pasar Produk Olahan Hortikultura

Trubus.id–Keamanan pangan merupakan salah satu permasalahan dalam pengembangan produk hasil hortikultura. Musababnya antara lain aplikasi teknologi yang belum diadopsi...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img