Tuesday, December 3, 2024

Kompol. M. Fadli Amri S.H. S.I.K. M.H : Abdi Negara Pilih Stevia

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Saat memesan minuman di sebuah kafe, seorang rekan meneteskan pemanis alami. Hal itu mengundang rasa penasaran Kompol. M. Fadli Amri, S.H. S.I.K. M.H.

“Pada 2015 itu, ia membawa produk stevia cair dari luar negeri,” kata Fadli.

Ternyata pemanis alami itu berbahan stevia. Keruan saja Fadli mencari berbagai informasi mengenai keunggulan dan manfaat Stevia rebaudiana. Akhirnya pada 2019 ia meriset dan mengembangkan stevia untuk menghasilkan produk siap konsumsi.

Cita rasa makanan asli tidak berubah jika menggunakan pemanis stevia. Selain itu stevia sehat karena 0 kalori. Tingkat kemanisan stevia puluhan hingga ratusan kali lipat lebih manis dibandingkan dengan gula konvensional.

Fadli mengolah daun stevia kering menjadi bentuk ekstrak murni. Musababnya penggunaan produk dalam bentuk ekstrak cair lebih praktis.

“Cukup meneteskan setetes ekstrak cair pada minuman sudah terasa manis,” ujar mahasiswa program beasiswa pascasarjana STIK Mabes Polri itu.

Ekstrak murni

Ekstrak murni itu dikemas dalam kemasan siap konsumsi berukuran 5 ml, 15 ml, dan 30 ml. Harga jualnya Rp39.000 (5 ml), Rp89.000 (15 ml), dan Rp149.000 (30 ml). Penjualan menjangkau seluruh Indonesia karena melalui loka pasar.

Menurut Fadli mengolah stevia dalam bentuk ekstrak cair mengurangi rasa langu dalam bentuk daun kering sehingga tidak terasa lagi. Harap mafhum cita rasa langu dalam bentuk kering memang sulit dihilangkan.

Sejatinya langu itu cita rasa alami pada tanaman stevia dalam bentuk sediaan daun kering. Kapasitas produksi Stetes Stevia—nama produk ekstrak stevia cair PT Ananta Hira Boga Pratama—itu mencapai lebih dari 50.000 kemasan saban bulan.

Menurut Fadli Stetes Stevia bervolume 15 ml setara 6 kg gula pasir. “Satu tetes setara 10 gram gula pasir atau 2 sendok teh. Bisa untuk 200 ml—250 ml air,” kata pria berusia 35 tahun itu.

Pasokan daun stevia kering itu dari hasil panen pekebun mitra dalam bentuk daun kering. Untuk memenuhi kebutuhan bibit pekebun, semula Fadli dan rekan mengembangkan pembibitan stevia seluas 2.000 m2 di Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Ketinggian tempat budi daya sekitar 25 meter di atas permukaan laut (m dpl).

Menurut Fadli stevia sejatinya tanaman di dataran tinggi. Namun, ia mengadaptasikan di dataran rendah dan berhasil. Kini kebun bibit juga ada di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat di lahan seluas 2 hektare (ha).

Untuk tempat produksi dan kebun lain di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kapasitas bibit mencapai puluhan ribu per bulan atau sesuai kebutuhan pemesanan bibit.

Pemasaran bibit sampai ke Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Harga bibit 10.000—15.000 per bibit, tetapi harga bisa berkurang jika pemesanan dalam skala besar.

Tantangan berbisnis produk stevia yakni promosi dan edukasi kepada masyarakat. Harap mafhum stevia bisa dibilang barang baru bagi masyarakat Indonesia sehingga belum banyak yang mengenal produk itu. Cita rasa stevia belum lazim di lidah orang Indonesia.

Namun, jika produk dan cita rasa stevia makin familier, tidak menutup kemungkinan pasar pasar stevia terbuka lebar. Buktinya Fadli dapat meraih omzet hingga ratusan juta rupiah perbulan dari berbisnis bibit dan produk stevia.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Mahasiswa Polije Ciptakan Traktor Listrik

Trubus.id–Mahasiswa Jurusan Teknik, Politeknik Negeri Jember (Polije) berinovasi membuat traktor listrik. Wisnu Wahyu Dwi Bagus dan tim melengkapi traktor...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img