Trubus.id— Menurut praktikus pupuk di Jakarta, Catur Dian Mirzada, S.P., buah durian tidak matang sempurna menjadi salah satu masalah yang kerap terjadi di Indonesia. “Kalau dimakan mengkal tapi sudah jatuh,” katanya.
Masalah lain, empulur basah sehingga kurang nikmat saat dimakan. Pemicunya banyak pekebun membiarkan pohon tanpa pemupukan, tidak cukup memupuk, ataupun tidak tepat memberikan pupuk.
“Pemupukan harus direncanakan dalam setahun, jangan secara parsial saja. Sebab durian menimbun nutrisi untuk dipakai saat pembungaan dan pembuahan. Kurangnya cadangan karbon saat berbunga dan berbuah mengakibatkan rontok buah, bila berhasil, pohon pun akan kering. Jangan bangga pohon berbunga dan berbuah lebat bila sejarah nutrisi kurang, peluang tanaman mati lebih besar lo!” jelas Catur.
Biasanya pekebun durian sekadar memupuk dengan Urea. Padahal pohon juga memerlukan unsur lain seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan boron (B) untuk hasil panen yang maksimal.
Pada masa persiapan bunga, pembesaran, dan pematangan buah, durian memerlukan Ca dan B untuk kerja sel yang lebih kuat. Unsur hara yang bersifat immobile itu, jika kekurangan akan menyebabkan ujung buah rusak, buah mengkal, kulit buah mudah pecah dan daya simpan lebih singkat.
“Jangan lupa sertakan Ca yang siap saji dalam setiap aplikasi N, P, K, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Mo, Cu untuk si tanaman raja ini. Ca bersifat immobile, sehingga tidak mudah direlokasi dari daun tua ke daun muda ataupun ke bagian buah,” kata lulusan jurusan Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor itu.
Menurut Catur, ada beberapa yang harus kita atur dari sisi unsur hara sebagai catatan untuk para pembudidaya durian. Masalah empulur basah, kita harus mengatur air, Ca dan kalium (K). Buah mengkal, maka kita harus mengatur Ca, B, dan K.
Permasalahan lainnya, tergantung dari genetik dan lingkungan. “Karate Plus Boroni adalah pupuk Kalsium terbaik di kelasnya yang saya rekomendasikan, ada NO3 dan B untuk kinerja sel tanaman yang lebih baik. Aplikasikan NPK: Karate Plus Boroni secara 4:1 (atau rasio tertentu sesuai kesuburan dan kebutuhan tanaman),” ucapnya.
Bunga menjadi menempel, buah tidak mengkal dan berkualitas adalah hasil yang didapat jika mengikuti saran dari Catur yang juga pecinta dengan durian. Rekomendasi pupuk lain dari Catur adalah Subur Kali Butir untuk menambah legit buah. Pupuk itu mengandung kalium tinggi yang bebas khlor.
Agar pemberian unsur hara tepat dan berimbang, Catur membuat kalkulator hara untuk pemupukan durian sesuai dengan target produksi, berdasarkan literatur dari Yan Diczbalis dan Darren Westerhuis (2005).
Contoh, jika target produksi durian sebanyak 100 kilogram/pohon/tahun, maka nutrient applied yang harus dikembalikan/diberikan adalah N 0,32 kg, P2 O5 0,25 kg, K2 O 0,85 kg, MgO 0,20 kg, CaO 0,39 kg, dan B 0,005 kg (perpohon/tahun).
Asumsi angka itu, ungkap Catur sudah mempertimbangkan nutrisi dari berat buah durian yang dipanen, bagian vegetatif, dan kemungkinan kehilangan nutrisi karena menguap, tercuci, dan erosi.
Berdasarkan literatur itu, sehingga bisa dihitung pupuk-pupuknya. Catatan lain dari Catur, sebagai tanaman raja, durian bersifat tidak suka disaingi. Batang primernya pun tunggal, bunga dan buah bermunculan lebih banyak pada cabang sekunder yang horizontal.
Menurut Catur pemangkasan menjadi penting untuk mengatur arsitektur tanaman ini. “Pertimbangkan untuk memangkas pucuk dominan dan mengatur ketinggian pohon setelah 8—10 meter,” katanya.