Trubus.id – Satu hal yang sering menarik perhatian tamu dari Eropa dan Amerika saat bertandang ke Indonesia adalah cara unik kita dalam menyajikan kopi. Metode tradisional yang digunakan dikenal sebagai kopi tubruk.
Kopi tubruk disajikan dengan menyeduh bubuk kopi langsung menggunakan air panas lalu diaduk. Cara ini berbeda dari kebiasaan Barat yang mengandalkan mesin pembuat kopi dan saringan.
Metode Barat menghasilkan kopi tanpa ampas dengan rasa dan aroma yang dikendalikan oleh tekanan, suhu, dan waktu. Sementara kopi tubruk mengandalkan pengadukan dan suhu air secara alami.
Baru-baru ini, peneliti dari University of Pennsylvania mencoba mencari cara untuk menghasilkan rasa kopi yang lebih kuat. Mereka tetap menggunakan jumlah bubuk kopi yang sama seperti biasa.
Melansir pada laman IPB University Prof Ronny Rachman Noor menjelaskan, meskipun sederhana, penelitian tersebut dianggap jenius. Hal ini karena menggabungkan prinsip fisika dan kimia terkait interaksi antara bubuk kopi dan air panas.
Efek turbulensi yang terjadi saat air bersentuhan dengan bubuk kopi memperkuat rasa kopi secara signifikan. Proses ini terjadi karena air mengalir stabil dari ketinggian tertentu menggunakan teko leher angsa.
Eksperimen ini menggunakan variasi ketinggian air dengan maksimal 30 cm. Hasilnya, aroma kopi menjadi lebih kuat meskipun tanpa menambah jumlah bubuk kopi.
Peneliti menyimpulkan bahwa air panas yang dituangkan perlahan dari ketinggian tertentu mampu memaksimalkan ekstraksi rasa. Kombinasi teknik ini membuat rasa kopi lebih intens dan aromatik.
Prof Ronny menjelaskan, metode ini sangat mirip dengan teknik menyeduh kopi tubruk yang kita warisi secara turun-temurun. Cara menyeduh kopi tubruk ternyata mengandung prinsip ilmiah yang tak disadari.
Dalam kopi tubruk, bubuk kopi dituangkan terlebih dahulu, lalu disiram air panas dan diaduk. Proses pengadukan ini setara dengan efek turbulensi air dari ketinggian.
Turbulensi ini memperpanjang waktu kontak antara air panas dan bubuk kopi. Akibatnya, senyawa aroma dan bahan volatil lainnya larut sempurna, menciptakan rasa kopi yang kuat dan kompleks.
Proses penyeduhan ini mengekstraksi aroma, minyak, dan komponen rasa lainnya dari bubuk kopi. Semua komponen ini kemudian larut dalam air panas secara alami.
Pengadukan yang tidak terlalu lama membuat kopi tidak terasa terlalu pahit. Hal ini karena suhu air secara perlahan menurun seiring waktu.
Penurunan suhu ini membantu pelepasan aroma secara bertahap. Alhasil, kopi tubruk terasa lebih “nendang” dan nikmat.
Membuat kopi yang enak bukanlah hal sepele, melainkan seni yang mencerminkan kepribadian penikmatnya. Namun bila memahami rahasianya, hasilnya bisa menyegarkan pikiran.
Prof Ronny menekankan pentingnya melestarikan metode kopi tubruk untuk generasi mendatang. Meski tanpa ilmu fisika dan kimia, nenek moyang kita telah menciptakan teknik penyeduhan yang luar biasa.