Saat mendatangkan kantong semar dari Taiwan, lebih dari 50% populasi mati. Padahal dengan media, penyiraman, pemupukan, dan pemangkasan tepat, merawat periuk monyet tak bakal membuat pusing tujuh keliling.
Tak kenal maka tak sayang. Mungkin pepatah itu mesti dipegang kuat para hobiis nepenthes. Karena kunci paling penting dalam merawat pitcher plant harus mengetahui jenis nepenthes yang dipelihara. Kunci lain, media, penyiraman, pemupukan, dan pemangkasan. Secara garis besar kantong semar dibedakan dalam 2 kategori, dataran tinggi—highland— dan dataran rendah—lowland. Yang disebutkan pertama, hidup pada ketinggian di atas 1.000 m dpl. Contohnya N. adnata dan N. aristolochioides. Sedangkan jenis dataran rendah, di bawah 1.000 m dpl. Seperti N. ampullaria, N. raffl esiana, dan N. gracilis.
“Kalau tinggal di Jakarta, Bogor, atau Depok, maka pastikan kantong semar yang dimiliki termasuk jenis dataran rendah,” kata M Apriza Suska, praktisi tanaman hias di Bogor. Bila memelihara jenis dataran tinggi maka tanaman akan terbakar. Kalaupun hidup, kantong tidak akan muncul. Nepenthes dataran tinggi membutuhkan suhu sekitar 20—25ºC pada siang hari dan 5—15ºC di malam hari. Itu tidak didapat saat dipelihara di dataran rendah, kecuali dengan perlakuan khusus.
Informasi lain yang mesti diketahui, habitat asli nepenthes. Banyak orang menyangka kantong semar hidup di hutan belantara yang gelap. Padahal, ketakung hidup di padang-padang rumput. Ia butuh sinar matahari dan kelembapan tinggi. Kedua hal itulah yang harus dihadirkan saat merawat nepenthes agar kondisi lingkungan sama seperti di habitatnya.
Meski membutuhkan sinar matahari, tidak semua jenis kantong semar tahan terkena sinar matahari langsung. Daun dan kantong bisa terbakar. “Contohnya, N. raffl esiana butuh naungan sekitar 10—30%,” ujar Apriza. Sedangkan N. gracilis menyukai sinar matahari langsung.
Agar lingkungan di sekitar periuk monyet tetap lembap, perlu penyiraman sekali sehari. Namun, jika udara panas dan kering, frekuensi penyiraman ditambah menjadi pagidan sore. Itu yang dilakukan Chanrit Sinhabaedya di Bangkok, Th ailand. Penyiraman dilakukan ke media dan lingkungan sekitar. “Intinya media tanam harus selalu lembap oleh air,” kata pria yang hobi berenang itu.
Media
Untuk media, dapat menggunakan cocopeat, pasir, gambut, cacahan batang pakis, spaghnum moss, atau campuran dari masing-masing media. Pilihan media mesti sesuai dengan jenis dan habitat nepenthes. Namun, spaghnum moss paling aman dipakai. Apriza menggunakan spaghnum moss dan lumut untuk media N. raffl esiana.
Pemberian lumut di bagian atas media menjadi indikator penyiraman. “Lumut berwarna hijau berarti media lembap. Sedangkan bila lumut cokelat berarti media kering sehingga harus disiram,” kata alumnus Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor itu. Chanrit menggunakan campuran spaghnum moss dan perlite dengan perbandingan 1:1 untuk semua jenis dataran rendah.
M e d i a ditempatkan dalam wadah pot plastik. Menurut Apriza, pot plastik lebih terjaga ke l emb ap anny a dibandingkan pot tanah yang banyak memiliki pori-pori. Lagipula pot plastik lebih enteng, pada saat penggantian media lebih mudah dan steril karena bila ada penyakit tidak akan menempel di pot tapi langsung mengalir terbawa air.
Repotting dilakukan bila media telah padat. Media padat membuat air gampang tergenang. Akibatnya akar busuk dan tanaman mati. Media spaghnum moss lazim diganti 1 tahun sekali, sabut kelapa setiap 5—6 bulan.
Pemangkasan daun tua dilakukan secara rutin. Di samping memperindah penampilan juga mempercepat kemunculan tunas muda. Nepenthes bisa menghasilkan daun dan kantong setiap bulan jika kondisi lingkungan sesuai seperti habitatnya.
Tujuan lain, menghindari munculnya kantong atas. Bila kantong atas muncul, ukuran kantong bawah yang lebih disukai mengecil. Pemangkasan harus dilakukan secara hati-hati sesuai dengan jenis nepenthes. Contohnya, N. raffl esiana baru dipangkas bila sudah mengeluarkan anakan. Bila tidak, risikonya tanaman mati. Beda dengan N. gracilis yang justru lebih bagus dipangkas segera sehingga tunas muncul dari ketiak daun
Pemupukan
Nepenthes hanya butuh hara sedikit. Tanaman karnivora itu memenuhi kebutuhan nutrisinya dari serangga yang terperangkap di dalam kantong. Banyak hobiis memberi “makan” nepenthes dengan memasukkan serangga, seperti semut ke dalam kantong. Cara lain, memberi pupuk dengan kadar N tinggi tapi konsentrasi rendah. Misal, di kemasan tertulis 5 sendok per 1 l, maka cukup gunakan1/8 dari takaran. Artinya cukup 5/8 sendok per 1 l.
Namun, menurut Apriza pemberian pupuk sebetulnya tidak terlalu penting. Toh, tanpa itu tanaman tetap tumbuh baik. Itu pun diakui Chanrit. Sulung dari 2 bersaudara itu pernah membandingkan antara nepenthes yang diberi pupuk slowrelease dengan tanpa pupuk. Hasilnya tak ada perbedaan yang signifi kan. Malah, “Pemberian pupuk menyebabkan kantong lebih cepat kering,” ujar Apriza. Selain itu, bila salah takaran daun dan kantong ketakung terbakar. Dengan 4 kunci perawatan itu kejadian yang dialami Junaidi tidak terulang lagi. (Rosy Nur Apriyanti)
Akar Tumbuh dalam Sebulan
Perbanyakan nepenthes dapat dilakukan dengan setek batang. Namun, kendalanya akar sulit tumbuh. Kalaupun tumbuh butuh waktu lebih dari 2 bulan. Padahal kehadiran akar—terutama akar serabut di antara ruas—merupakan masalah hidup dan mati tanaman karnivora itu.
Lanny Lingga dari nurseri Seederama punya kiat tepat menumbuhkan akar dalam waktu 1 bulan. Caranya, masukkan setek batang ke dalam air lalu celupkan ke dalam Rooton F kering sedalam 1 cm. Hormon perangsang akar lainnya yang bisa digunakan IBA (Indole Butiric Acid) dengan dosis 300 ppm. Hati-hati jangan sampai daun terkena hormon karena mengakibatkan tanaman busuk.
Media berupa spaghnum moss direndam selama semalam dengan fungisida, seperti Previcur N dosis 0,5 ml/l. Tanam setek batang berhormon ke dalam media sedalam 1—2 cm. Supaya kelembapan terjaga, pot diletakkan di atas tatakan berisi air penuh. Penyiraman seluruh tanaman dan pengisian tatakan dengan air cukup seminggu sekali. Namun, bila cuaca panas dan kering siram seluruh bagian tanaman dengan menggunakan sprayer.
Jangan lupa, kantong nepenthes harus selalu terisi air. Tunjang tanaman dengan lidi atau kayu agar tidak goyang. aruh setek batang itu di bawah shading net 65% yang dilapisi plastik UV. Satu bulan kemudian akar pertama ketakung muncul. (Rosy Nur Apriyanti)