Perempuan kelahiran 54 tahun lalu itu didera leptospirosis alias penyakit kencing tikus. Organ ginjal dan jantungnya teracuni Leptospyra batavie. Hingga kini para kerabat tak ada yang tahu el maut bernama leptospira itu bisa mampir ke tubuhnya.
Menurut Dr H Arijanto Jonosewojo, Sp.PD, internis RSUD Dr Soetomo, Surabaya, kehadiran bakteri spiral leptospirosis dalam tubuh Sutarni kemungkinan melalui selaput lendir mata, hidung, atau mulut. Hanya terpaut 7—19 hari setelah inkubasi, spora yang masuk ke dalam tubuh akan pecah menjadi sel-sel leptospira hingga 1.000 kali lipat. Sel-sel akan terus membelah dan berkembang. Kemudian akan melanjutkan perjalanan menuju organ ginjal dan hati untuk merusaknya. Akibatnya kematian mendadak pun tak terelakkan. Pantas jika leptospirosis tergolong penyakit ditakuti.
Sebenarnya tak hanya leptospirosis yang berbahaya. Serombongan penyakit zoonosis—penyakit yang ditularkan melalui hewan—lain pun mengancam. Virus rabies yang tergolong dalam famili Rhabdoviridae, genus Lyssavirus menjadi bahaya lain yang mesti diwaspadai. Gempuran antraks melalui daging terinfeksi Bacillus antraxcis kian menambah keresahan. Inilah kisah panjang perjalanan para liliput pembawa maut itu. (Hanni Sofia)
Bagaimana perjalanan bakteri Leptospyra batavie?
- Leptospyra batavie menginfeksi tikus.
- Leptospyra batavie berkembang dalam tubuh tikus, keluar melalui urine tikus dalam bentuk spora yang bisa bertahan hingga 1 bulan di genangan air dan tempat kotor.
- Urine tikus yang mengandung Leptospyra batavie mencemari lingkungan.
- Binatang ternak melakukan kontak dengan urine tikus terinfeksi sehingga hewan ternak pun terinfeksi dan berpotensi menularkan penyakit leptospirosis
- Kontak dengan urine tikus terinfeksi melalui beragam cara dilakukan manusia sehingga manusia mengidap leptospirosis.
- Urine tikus yang terinfeksi masuk dalam tubuh binatang peliharaan sehingga berpotens menjadi agen penular.
- Manusia kontak dengan urine tikus erinfeksi yang berada di lingkungan.
- Kontak urine tikus terinfeksi oleh binatang klangenan dari lingkungan.
- Penularan bisa terjadi karena terjadi kontak antara manusia dengan binatang klangenan yangt telah terinfeksi leptospira.
- Manusia tertular leptospirosis dari binatang ternak.
- Saling tular antara binatang ternak.
- Binatang ternak melakukan kontak dengan urine tikus trerinfeksi dari lingkungan.
Siklus infeksi dan replikasi virus rabies Virus Rabies akan menuju ke sistem syaraf pusat melalui syaraf perifer dengan kecepatan 3 mm/ jam dan kemudian berkembang biak di sel-sel syaraf terutama di hypocampus, sel-sel purkinye, dan kelenjar ludah.
- Adsorpsi virus rabies, sel penerima dan sel virus berinteraksi.
- Penetrasi virus, virus mulai menembus dinding sel dan memasuki ruang antar sel.
- Pelepasan dinding sel virus untuk bergabung dengan sel inang.
- Transkripsi virus, terjadi sintesis mRNAs.
- mRNAs terbentuk dan digunakan untuk mencetak protein virus alias mengubah DNA inang.menjadi DNA virus.
- Proses glikolisis g-protein.
- Replikasi, produksi genomik RNA dari dan dalam sel.
- Proses perakitan bentuk virus.
- Pelepasan virus baru.
Memahami antraks
- Antraks bisa masuk melalui sistem pencernaan, abrasi alias goresan luka di kulit, dan terhirup melalui paru-paru.
- Antraks terbawa dalam sistem limpa dan di dalamnya berkembang biak.
- Di dalam paru-paru antraks bisa menyebabkan kerusakan jaringan yang berakibat pada kematian.
- Antraks menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Dalam stadium tingkat akhir antraks menyebabkan shock dan diikuti dengan kematian.
- Dalam beberapa kasus antraks bisa menyebabkan meningitis.